Dark/Light Mode

Dirjen Planologi: D3TLH Jadi Rambu Pemanfaatan SDA Untuk Pembangunan

Minggu, 3 Maret 2024 09:49 WIB
Diseminasi Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup D3TLH bertema, “D3TLH Sebagai Rambu-Rambu Arahan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Dalam Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan” ini digelar di Hotel Santika Premiere Slipi, Jalan Aipda KS. Tubun, Slipi, Jakarta, Jumat (1/3/2024). (Foto: DRS/RM)
Diseminasi Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup D3TLH bertema, “D3TLH Sebagai Rambu-Rambu Arahan Pemanfaatan Sumber Daya Alam Dalam Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan” ini digelar di Hotel Santika Premiere Slipi, Jalan Aipda KS. Tubun, Slipi, Jakarta, Jumat (1/3/2024). (Foto: DRS/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Perubahan iklim dan eksploitasi sumber daya alam (SDA) yang berlebihan berdampak buruk pada masa depan bumi dan semua penghuninya.

Direktur Jenderal (Dirjen) Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, Dr. Hanif Faisol Nurofiq, S.Hut., M.P memaparkan ada ancaman yang dihadapi bumi yang disebut Triple Planetary Crisis.

Tiga krisis ini yakni perubahan iklim, hilangnya biodiversity, serta polusi dan limbah. Dampaknya berkepanjangan, bersifat merusak, dan sudah kita alami belakangan ini, mulai dari menurunnya fungsi lingkungan hidup, merosotnya kualitas maupun kuantitas air dan udara bersih, suhu bumi yang merangkak naik dan berakibat naiknya permukaan air laut, kebakaran hutan, gagal panen, hingga rententan bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan juga badai.

Baca juga : Seleris Jadi Solusi Inovatif Dan Kreatif Bantu Lembaga Keuangan

"Jika menengok ke belakang, segala krisis ini, memang diakibatkan oleh ekspansi manusia terhadap alam yang sekarang nyaris tak berbatas. Mulai dari industri tambang, transportasi, pembangunan, hingga sektor pertanian," ujar Hanif dalam paparan bertajuk “D3TLH Sebagai Rambu-Rambu Arahan Pemanfaatan Sumber Daya Alam dalam Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan” yang diadakan di Hotel Santika Premier Slipi pada Jumat (1/3/2024).

“Karenanya, Kita memerlukan perencanaan pemanfaatan SDA yang baik untuk menghadapi ancaman Triple Planetary Crisis,” ujar Hanif.

Menurut Hanif, perencanaan pemanfaatan SDA secara baik dan berkesinambungan ini akan sejalan dengan tiga era baru yang akan berjalan di Indonesia, dimulai pada 2024. Tiga era baru ini adalah:

Baca juga : Blusukan ke Papua, Gibran Janjikan Pemerataan Pembangunan

1. Era baru pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) tahun 2025-2045 dan pelaksanaan Rencana Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (RPPLH) 2025-2055.

2. Era baru pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) tahap pertama 2025-2029.

3. Era baru pergantian kepemimpinan di tingkat pusat dan daerah 2024-2029.

Baca juga : Prabowo: Dibutuhkan Pemimpin yang Sadar akan Perdamaian

Ada beberapa poin penting dalam rencana pembangunan jangka menengah dan panjang ini. Salah satunya adalah pendayagunaan data dan informasi Daya Dukung dan Daya Tampung Lingkungan Hidup (D3TLH) ke dalam perencanaan-perencanaan tersebut. Menurut Hanif, D3TLH adalah salah satu instrumen tata lingkungan yang penting untuk perencanaan pemanfaatan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Menurut Hanif, instrumen ini bisa digunakan untuk dua hal. Pertama, sebagai indikator keberlanjutan landscape (keberlanjutan proses, fungsi, dan produktivitas lingkungan hidup) serta sebagai penjamin keselamatan, mutu hidup, dan kesejahteraan masyarakat.

“Yang kedua adalah untuk memperkuat aspek lingkungan (environmental and social safeguard) dalam perencanaan pembangunan, tata ruang, dan SDA,” tutur Hanif.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.