Dark/Light Mode

Optimistis Di Tengah Gejolak Ekonomi, BNI Siapkan Strategi Jaga Likuiditas

Senin, 29 April 2024 21:20 WIB
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam acara paparan kinerja kuartal I-2024 secara virtual, Senin (29/4/2024). (Foto: Dok BNI)
Direktur Utama BNI Royke Tumilaar dalam acara paparan kinerja kuartal I-2024 secara virtual, Senin (29/4/2024). (Foto: Dok BNI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Terkait perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi serta suku bunga, Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI Royke Tumilaar meyakinkan, BNI senantiasa menganalisis semua perkembangan secara cermat guna dapat mengambil keputusan bisnis yang tepat.

"Dengan optimisme terhadap kondisi makro ekonomi Indonesia yang tetap sehat dan stabil, BNI yakin bahwa langkah-langkah yang telah dilakukan akan terus mendukung pertumbuhan bisnis BNI secara berkelanjutan," kata Royke dalam acara paparan kinerja kuartal I-2024 secara virtual, Senin (29/4/2024).

Ia mengatakan, BNI telah melakukan langkah-langkah prudent dan strategis dalam mengelola kondisi likuiditas terutama pendanaan valas melalui penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) dengan kebijakan pricing yang efisien.

Diketahui, pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencapai Rp 780,23 triliun atau tumbuh 4,9 persen hingga kuartal I-2024, dibandingkan periode yang sama tahun 2023 seiring dengan peningkatan transaksi berbasis dana murah.

Baca juga : Restrukturisasi Covid-19 Berakhir, BNI Siapkan Pencadangan

D kontribusi Current Account Savings Account (CASA) masih mendominasi sebesar Rp 543,50 triliun atau 69,7 persen dari total DPK. CASA BNI tersebut naik 6,0 persen dibandingkan kuartal I-2023.

Selain melalui sumber DPK, BNI memanfaatkan positioning yang kuat di pasar Internasional untuk memperoleh alternatif pendanaan lain yang lebih luas.

BNI baru-baru ini menerbitkan obligasi global senilai 500 juta dolar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 7,95 triliun pada tanggal 5 April 2024.

Menurut Royke, penerbitan Obligasi Global dengan tenor 5 tahun ini mendapat respon positif dari investor global, ditandai dengan kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 6,4 kali dari rencana nilai yang diterbitkan.

Baca juga : Tahan Gejolak Ekonomi, Bitcoin Jadi Solusi Alternatif Investasi

“Tingginya kepercayaan investor global membuat BNI mampu menekan yield obligasi hanya di kisaran 5,3 persen ketika bookbuilding dilakukan,” sebutnya.

Penerbitan obligasi global tersebut dilakukan sebelum terjadi fluktuasi nilai tukar USD terhadap rupiah, sehingga BNI memperoleh harga yang optimal.

"Langkah ini bertujuan untuk mengelola risiko fluktuasi nilai tukar serta mengunci sebagian kebutuhan dana valas BNI," ujar Royke.

Sebagai langkah strategis ke depan, BNI akan lebih hati-hati dalam menyalurkan kebutuhan kredit berbasis valas dan terus memantau perkembangan nilai tukar rupiah, sambil terus menjaga kualitas portofolio kredit valas.

Baca juga : Dukung Bisnis Diaspora Hong Kong, BNI Biayai Kampung Kita

"Selain itu, BNI juga menerapkan manajemen risiko yang ketat dengan melakukan stress test terhadap kondisi makro ekonomi Indonesia mulai dari pergerakan nilai tukar hingga suku bunga ke depan," ujar Royke.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.