Dark/Light Mode

PPDGS RKG UI Gelar Pengabdian Masyarakat Di Rusun Penjaringan

Jumat, 17 Mei 2024 16:56 WIB
Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia, Departemen Radiologi Kedokteran Gigi (RKG), Senin, 6 Mei 2024, di Rumah Susun Penjaringan, Jakarta Utara. [Foto: Dok Pengmas RKG FKG UI]
Pengabdian Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi, Universitas Indonesia, Departemen Radiologi Kedokteran Gigi (RKG), Senin, 6 Mei 2024, di Rumah Susun Penjaringan, Jakarta Utara. [Foto: Dok Pengmas RKG FKG UI]

RM.id  Rakyat Merdeka - Karies gigi, atau masalah gigi berlubang dan stunting, kini masih menjadi masalah kesehatan yang dihadapi dunia, termasuk Indonesia.

Hal ini diingatkan kembali oleh Drg. Puti Fatisa, Ketua Panitia Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), Universitas Indonesia (UI), Departemen Radiologi Kedokteran Gigi (RKG), Senin, 6 Mei 2024, di Rumah Susun Penjaringan, Kelurahan Penjaringan, Jakarta Utara.

Baca juga : PNM Gencar Gelar Pelatihan Literasi Keuangan Digital

Kedua hal tersebut, jelasnya, dapat sangat berhubungan. Karies gigi sulung berpengaruh terhadap kesehatan tubuh anak secara umum, khususnya gangguan fungsi pengunyahan.

“Akibatnya, penyerapan dan pencernaan makanan terganggunya, sehingga dapat mengganggu asupan gizi anak, yang mengakibatkan malnutrisi,” terang Puti.

Penyuluhan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil dan ibu dengan anak batita mengenai pentingnya pencegahan karies pada anak. [Foto: Dok Pengmas RKG FKG UI]

Baca juga : IKALUIN Award Digelar Lagi, Masyarakat Diajak Pilih Alumni UIN Berprestasi

Sementara keadaan malnutrisi kronis, lanjut mahasiswa Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) RKG, FKG, UI ini, dapat meningkatkan risiko anak mengalami stunting, yaitu kondisi terhambatnya pertumbuhan akibat kekurangan gizi kronis. Tinggi anak pun menjadi tidak sesuai dengan usianya.

Untuk diketahui, Indonesia termasuk negara dengan prevalensi stunting tertinggi ketiga di regional Asia Tenggara. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) yang dilaksanakan setiap lima tahun pada 2018 menunjukkan, prevalensi stunting di Indonesia berada di angka 30,8 persen, masih jauh mencapai level yang direkomendasikan WHO, sebesar 20 persen.

Baca juga : Peradi-SAI Gandeng Unsri Gelar Pendidikan Khsusus Profesi Advokat Di Palembang

Sedangkan beberapa penelitian menyatakan, gizi yang kurang dan tidak seimbang, memiliki hubungan positif terhadap keparahan karies gigi, serta cenderung memiliki angka gigi dengan karies lebih tinggi, dibanding anak dengan gizi yang cukup. Ini disebabkan adanya gangguan perkembangan kelenjar saliva, yang dapat meningkatkan risiko terjadinya karies gigi.

Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai stunting, kesehatan gigi dan mulut, tegas Drg. Puti, membutuhkan perhatian khusus. Untuk itulah, FKG UI, Departemen RKG mengadakan kegiatan pengabdian masyarakat ini.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.