Dark/Light Mode

Dirjen Perkebunan Ngaku Terpaksa Turuti Permintaan SYL

Senin, 20 Mei 2024 14:58 WIB
Foto: M. Wahyudin/RM.
Foto: M. Wahyudin/RM.

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Kementerian Pertanian (Kementan) Andi Nuralamsyah mengaku terpaksa memenuhi sejumlah permintaan uang dan kebutuhan mantan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat masih menjabat.

Andi beralasan, karena memang tak ada anggaran di direktorat yang dipimpinnya.

Untuk mengakalinya, membuat surat perintah perjalanan fiktif dirinya dan anak buahnya.

Hal ini diungkapkan Andi saat dihadirkan sebagai saksi dalam sidang perkara dugaan pemerasan dan penerimaan gratifikasi di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat, Senin (20/5/2024).

Baca juga : Kemendag: Pertek Kemenperin Picu Ribuan Kontainer Tertahan Di Pelabuhan

Perkara rasuah ini menyeret SYL dan dua anak buahnya di Kementan, Sekretaris Jenderal Kasdi Subagyono dan mantan Direktur Alat dan Mesin Pertanian Muhammad Hatta.

Mulanya, jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) langsung menanyakan proses permintaan-permintaan dari SYL lewat Kasdi kepada Andi.

"Biasanya ada keperluan Pak Menteri seperti yang pada saat pas umrah," jawab Andi.

"Disebut ya, untuk kepentingan Pak Menteri?" tanya jaksa memastikan.

Baca juga : Bertemu Jokowi Di Istana, Grace Ngaku Dapat Tugas Di Pemerintahan

"Disebut," balas Andi.

Kemudian Andi membeberkan, permintaan urunan para pejabat eselon 1 Kementan diminta pada Desember 2022. Termasuk kepadanya dan Ditjen Perkebunan.

Namun ia menyampaikan kepada Kasdi, tidak memiliki jumlah uang yang diminta, yakni sebesar Rp 1 miliar.

"Pada beberapa saat kami diminta terus. Saya menghadap ke Pak Kasdi menyampaikan bahwa di Ditjen Perkebunan, kami sudah tidak punya anggaran. Tapi Pak Kasdi bilang minta tolong, ini harus dipenuhi karena sudah permintaan," jelas Andi.

Baca juga : Ditjen Perkebunan Kementan Tetapkan Harga Pembelian Tebu

"Apakah memang sekadar karena loyal atau saksi memang terpaksa memenuhi permintaan-permintaan itu?" cecar jaksa.

"Karena memang anggarannya tidak tersedia kami ya pasti terpaksa. Itu yang kami alami," keluh Andi.

Kemudian dia juga menjelaskan, dari permintaan Rp 1 miliar, ia menawar hingga sebesar Rp 500 juta.

Namun, lagi-lagi karena tak punya uang, ia hanya mampu menyerahkan Rp 159 juta saat itu.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.