Dark/Light Mode

Belajar Dari Kasus PDN Dijebol

Pengamanan Data Nasional Harus Lebih Ditingkatkan Lagi

Jumat, 28 Juni 2024 07:25 WIB
Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN), Ariandi Putra. (Foto: ANTARA/Ilham Kausar)
Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN), Ariandi Putra. (Foto: ANTARA/Ilham Kausar)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penggunaan Windows Defender sebagai pelidung data pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2, Surabaya, jadi omongan netizen. Mereka kesal, usaha melindungi data-data penting nasional, ditumpukan pada aplikasi bawaan komputer alias gratisan. Tak heran, PDNS 2 mudah rontok oleh ransomeware LockBit 3.0.

Juru Bicara Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN), Ariandi Putra menyatakan, serangan ter­hadap PDNS 2 Surabaya dimulai pada 17 Juni 2024. Berdasarkan hasil analisis forensik sementara, serangan pertama dilakukan dengan mencoba membobol Windows Defender.

“Pada 20 Juni 2024, tepatnya pada pukul 00.54 WIB, peretas diduga menyebar file berbahaya dan melakukan penghapusan sejualah sistem penting. Satu menit kemudian, Windows Defender mengalami crash. Kedua hal ini berujung pada lumpuhnya PDNS 2 Surabaya,” ujar Ariandi melalui keterangan­nya, Kamis (27/6/2024).

Baca juga : Hore, Kemiskinan Di Jakarta Turun

Diketahui, Windows Defender merupakan aplikasi bawaan alias gratisan, yang disediakan Microsoft untuk melindun­gi sistem operasi Microsoft Windows dari perangkat pengin­tai (spyware). Pada Windows 8 dan Windows 10, perangkat lunak ini ditingkatkan menjadi program antivirus secara umum.

Melanjutkan keterangan­nya, Ariandi mengatakan, mu­lai pukul 00.54 WIB, Kamis (20/6/2024), terjadi pemasangan file berbahaya, penghapusan sistem file penting, dan penon­aktifan layanan yang aktif. Satu menit setelah itu, Windows Defender mengalami crash, dan tidak dapat berfungsi lagi.

Dia menambahkan, BSSN terus melakukan investigasi menyeluruh, setelah mengi­dentifikasi sumber serangan. “Kami akan melibatkan entitas keamanan siber lainnya. Ini menjadi penting untuk lesson learned (pembelajaran), agar insiden serupa tidak terjadi lagi,” jelas Ariandi.

Baca juga : Paraguay Vs Brazil, Duel Pelampiasan

Dikonfirmasi terpisah, Direktur Network dan IT Solution Telkomsigma, Herlan Wijanarko, tak mau berkomentar soal penggunaan aplikasi antivirus gratisan, Windows Defender, pada PDNS 2.

“Mohon maaf, saya belum bisa menyampaikan, mana yang proper, mana yang tidak. Itu akan menjadi bagian dari au­dit forensik, menyangkut tata kelola, tool-tool yang harus di­implementasikan dan lain seb­againya,” elak dia.

Terungkapnya penggunaan Windows Defender untuk me­lindungi data nasional di PDNS 2 di Surabaya, jadi omongan netizen. Sebagian besar neti­zen geram dengan penggunaan sistem pengamanan gratisan dalam melindungi data-data penting negara.

Baca juga : Pecco Pengen Kuasai Assen

Akun @si_ipan menyatakan, meski menggunakan Windows Defender, sebagian besar perusa­haan tetap menggunakan antivirus berbayar, untuk meningkatkan kemanan terhadap virus dan spyware. Menurut dia, ongkos yang dibayar perusahaan untuk berlangganan antivirus, sesuai dengan hasil yang didapat.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.