Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Menkes: Kesehatan Salah Satu Modal Utama Capai Target Indonesia Emas 2045
- Jangan Sampai Kehabisan, Tiket Proliga Bisa Dibeli di PLN Mobile
- Temui Cak Imin, Prabowo Ingin Terus Bekerjasama Dengan PKB
- Jaga Rupiah, BI Naikkan Suku Bunga 25 Bps Jadi 6,25 Persen
- Buntut Pungli Rutan, KPK Pecat 66 Pegawainya
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Pernyataan Kiai Said Tak Wakili Nahdliyin
AS Hikam: Kalau Masih Hidup, Gus Dur Pro Pilkada Langsung
Jumat, 29 November 2019 20:01 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Pengamat Politik President University, Muhammad AS Hikam menilai, aspirasi sebagian Kiai Nahdlatul Ulama (NU) yang disampaikan oleh Ketua Umum PBNU, KH Said Aqil Siraj terkait pemilihan Presiden oleh MPR, bukan sikap resmi PBNU. Pernyataan tersebut tak mewakili nahdliyin, sebutan bagi warga NU.
"Sikap itu hal yang sah sebagai perwujudan hak warganegara untuk menyatakan pendapat, yang dilindungi oleh konstitusi kita. Namun menurut hemat saya, perlu digarisbawahi fakta, bahwa aspirasi para kiai tersebut bukan merupakan keputusan resmi PBNU. Hal ini juga dikemukakan oleh Kiai Said sendiri, dalam statement-nya," kata AS Hikam kepada RMco.id, Jumat (29/11).
Memang, lanjut Hikam, aspirasi tersebut didasari oleh hasil Munas NU 2012. Namun, konteks keputusan Munas NU tersebut adalah terkait penyelenggaraan Pilkada langsung.
Baca juga : Gandeng PPATK, Polri Selidiki Dugaan Penyalahgunaan Dana Desa Untuk KKB Papua
"Perlu diakui pula, ada pendapat yang mengatakan bahwa hasil Munas NU tersebut bisa ditafsirkan layak untuk dijadikan dasar bagi soal Pilpres. Tetapi ada juga yang mengatakan tidak demikian. Pilkada dan Pilpres adalah dua hal yg sangat berbeda dalam lingkup dan levelnya," ungkap Menristek era Presiden KH Abdurrahman Wahid alias Gus Dur ini.
Hikam menegaskan, terlepas adanya justifikasi Munas NU tersebut, statement Ketua Umum PBNU seharusnya diletakkan pada proporsinya yang tepat: masih bersifat aspirasi pribadi, dan atau atas nama pribadi-pribadi sebagian kiai.
Dia yakin, masih banyak kiai dan nahdliyin yang masih konsisten dengan hasil reformasi yang melakukan amandemen terhadap konstitusi. Termasuk, penyelenggaraan Pilpres yang langsung oleh rakyat.
Baca juga : Annas Maamun Nggak Jadi Lega, Sudah Dinanti Kasus Suap DPRD Riau
Argumentasi bahwa Pilpres Langsung menyebabkan biaya politik tinggi, tak cukup sahih dan atau valid. Apalagi, hal itu telah dipraktikkan sejak 2004, dan dunia mengakuinya sebagai Pilpres yang demokratis.
"Saya sebagai seorang Gusdurian, juga percaya bahwa almaghfurlah Gus Dur akan lebih condong kepada Pemilihan Presiden Langsung oleh rakyat. Keyakinan saya ini berdasar pada pemahaman atas sikap beliau, yang konsisten mendukung sistem yang lebih mencerminkan prinsip dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat," terangnya.
"Semoga para nahdliyyin dan publik di Indonesia, bisa mencermati dengan cerdas dan mendalami permainan para elit partai politik dan politisi, yang menurut saya, tak lagi konsisten dengan amanat reformasi tersebut," pungkas Hikam. [FAQ]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya