Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Hari Ini Peringatan Anti Korupsi Dunia

KPK Kebelet Dipeluk Jokowi

Senin, 9 Desember 2019 10:15 WIB
Presiden Jokowi. (Foto: IG@jokowi)
Presiden Jokowi. (Foto: IG@jokowi)

RM.id  Rakyat Merdeka - KPK berharap, Presiden Jokowi dapat hadir pada perayaan puncak Hari Anti-Korupsi Sedunia (Hakordia) yang akan digelar hari ini.

Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menyatakan, para komisioner KPK yang akan segera purnatugas ingin memeluk Jokowi. Masa jabatan komisioner KPK saat ini tinggal 11 hari. Pada 20 Desember nanti, komisioner KPK yang baru akan dilantik.

Sebelum purnatugas, KPK menggelar peringatan Hakordia. Harkodia memang diperingati setiap 9 Desember. Rangkaian kegiatan peringatan itu sudah dimulai sejak Jumat lalu. Seperti mengadakan festival musik, film, dongeng kebangsaan, dan diskusi.

Puncak peringatan Hakordia 2019 digelar di gedung lama KPK. Lembaga antirasuah itu mengundang pimpinan kementerian/lembaga, kepala pemerintahan daerah, komunitas, dan pemangku kepentingan lainnya yang selama ini telah berkontribusi dalam upaya pemberantasan korupsi, baik secara mandiri maupun bekerja sama dengan KPK.

Baca juga : Duh, Indonesia Terancam Kehilangan Peluang Ekspor

Nah, Saut berharap Presiden Jokowi hadir dalam perayaan puncak ini. “Saya berharap hadirlah. Apakah Wakil Presiden atau Pak Jokowi. (Kalau bisa) Pak Jokowi lah yang hadir. Biar bisa salaman terakhir kali. Salam-salaman sama kami berlima kan. Bila perlu meluk Presidennya,” kata Saut, dalam diskusi di Upnormal Coffee Roaster, Jalan Wahid Hasyim, Jakarta, kemarin.

Bukan hanya kedatangan saja, Saut juga berharap Jokowi memberikan kado berupa diterbitkannya Perppu KPK. “Kalau datang bawa Perppu, itu keren. Kalau nggak jadi Perppu bagaimana? Tidak keren,” seloroh Saut.

Tapi, jika akhirnya Perppu tak diterbitkan, Saut memastikan KPK akan terus bekerja. Tanpa Perppu, tak berarti pemberantasan korupsi kiamat. “Tapi apakah dunia kiamat? Tidak juga. Orang-orang baik di KPK masih ada,” ujar nya. Selain Jokowi, KPK juga turut mengundang empat pimpinan KPK baru, yakni Firli Bahuri, Lili Pintauli Siregar, Nawawi Pomolango, dan Nurul Ghufron.

Sebelum purnatugas, Saut punya pesan khusus untuk komisioner KPK yang baru. Saut bicara soal integritas dan merawat nilai yang sudah ada di KPK. “Di KPK itu sudah ada nilai yang saya yakin nilai itu kalau diikuti Indonesia akan lebih baik,” ujarnya.

Baca juga : Mantan Menag Dikorek Soal Haji Dan Gratifikasi

“Saya sudah empat tahun di KPK, nilai baik itu sudah ada,” imbuhnya. Saut juga bicara soal banyaknya ka sus yang harus ditangani KPK. Saut menganggap, hal itu akan jadi tantangan untuk pimpinan baru.

Menurut Saut, ke depan ada baiknya badan pemberantasan korupsi di masukkan dalam konstitusi. Upaya itu bisa dilakukan lewat amandemen UUD 1945.

Ketua KPK Agus Rahardjo juga punya harapan yang sama untuk acara peringatan puncak Hakordia 2019, hari ini. KPK, kata dia, tinggal menunggu kabar dari Presiden Jokowi apakah bisa menghadiri acara puncak atau tidak.

Agus mengatakan, kehadiran Presiden sangat diharapkan. Sebab, lembaganya akan melaporkan perkembangan aplikasi JAGA kepada Presiden. JAGA merupakan aplikasi pencegahan korupsi yang mendorong transparansi penyelenggaraan pelayanan publik dan pengolahan aset negara. JAGA melibatkan peran masyarakat untuk memantau, mengusulkan perbaikan, dan melaporkan penyimpangan.

Baca juga : KPK Evaluasi Penerapan Pendidikan Antikorupsi di Sekolah

Agus kemudian curhat mengenai masa baktinya di KPK. Dia bilang, 2019 sebagai tahun yang sulit bagi KPK. Meski begitu, Agus masih optimis. Kata dia, mungkin saja ada strategi baru yang akan diperkenalkan Presiden dalam pemberantasan korupsi. Agus menyebut, Presiden sebagai panglima pemberantasan korupsi.

“Kita bicara panglima selalu, panglimanya adalah Presiden. Kemudian wakilnya adalah wakil presiden,” imbuhnya. Agus berharap, akan ada hasil dari strategi baru itu. Dia pun meminta masyarakat ikut mengontrol strategi pemberantasan korupsi ke depannya.

“Oleh karena itu, kita harapkan dengan strategi yang baru, mudah-mudahan nanti hasilnya memang kelihatan. Oleh karena itu, kita yang di KPK maupun dari civil society maupun seluruh komponen bangsa dalam mengontrol, harus selalu mengingatkan bahwa perjuangan kita masih panjang,” ucap dia.

Agus memandang, saat ini korupsi masih menjangkiti negara ini. Untuk melawan itu, perlu daya tahan dan kesabaran yang tinggi jug perlu daya tahan yang tinggi. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.