Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Demokrat: Minta Maaf Tak Turunkan Derajat Yasonna

Rabu, 22 Januari 2020 16:26 WIB
Yasonna H Laoly (Foto: Istimewa)
Yasonna H Laoly (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bola panas stigmatisasi Tanjung Priok sebagai slum area (daerah kumuh) tempat tumbuh kembangnya kriminal oleh Menkumham Yasonna H Laoly terus bergulir. Bahkan, warga Tanjung Priok sampai menggelar demonstrasi. 

Anggota Komisi III DPR Santoso menyebut, sebagai pejabat negara, Yasonna seharusnya turut bertanggung jawab memperbaiki kondisi sosial, ekonomi, budaya. Bukan sebaliknya memperkeruh kondisi sosial masyarakat dengan pernyataan kontra produktif.

Baca juga : Henry Yosodiningrat Minta Publik Tak Percaya Andi Arief

Anggota Dewan dari daerah pemilihan (dapil) Jakarta Utara ini dengan tegas mempertanyakan kenegarawanan Yasonna yang seharusnya memepetimbangkan kondisi sosial masyarakat dari setiap ucapan yang terlontar. Oleh karenanya, Santoso meminta Yasonna menarik kembali ucapannya seputar Priok sebagai daerah miskin yang melahirkan premanisme dan kriminal yang menimbulkan polemik dan menyulut kemarahan warga.

“Bapak Yasonna harus tarik kembali ucapannya agar polemik ini tidak semakin panas,” imbau politisi Partai Demokrat ini, di Jakarta, Rabu (22/1).

Baca juga : Menko Polhukam: Makna Radikal Tidak Perlu Diributkan Lagi

Santoso mengakui, Yasonna memiliki latar belakang Yasonna sebagai profesor kriminologi. Namun, hal itu bukan menjadi dalil pembenar melontarkan sebuah pernyataan yang memiliki risiko menciptakan gesekan di masyarakat. Terlebih Yasonna adalah pembantu kepala negara yang notabene melayani untuk kepentingan bangsa dan negara.

“Baju menteri yang melekat di badan Pak Yasonna tidak bisa dilepas dengan mengatakan beliau seorang profesor kriminologi. Bukankah seorang menteri sehatusnya mengayomi msyarakat, menciptakan keteduhan, bukan sebaliknya menciptakan kegaduhan,” imbuhnya.

Baca juga : Bukan Cuma China Yang Banyak Duit

Santoso menyatakan, Yasonna seharusnya mempertimbangkan sejarah sosial yang hidup di masyarakat Priok sebelum memberi penilaian. Apalagi melabeli dengan daerah miskin dan kriminal. Sejarah membuktikan bagaimana masyarakat Priok berani menentang rezim Orde Baru yang kemudian dikenal dengan “Peristiwa Tanjung Priok”. “Artinya, warga Priok tidak pernah takut menentang kedzoliman, sekali pun itu harus berhadapan dengan penguasa,” ucapanya.

Dia pun mendesak Yasonna segera meminta maaf. “Apa susahnya meminta maaf dan mengakui kekhilafan. Pengakuan maaf toh tidak akan menurunkan derajat Pak Yasonna sebagai seorang menteri maupun profesor,” tutup Santoso. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.