Dark/Light Mode

Amerika Siap Investasi Rp 828 Triliun

Bukan Cuma China Yang Banyak Duit

Sabtu, 11 Januari 2020 14:43 WIB
Menko Investasi, Luhut Binsar Panjaitan
Menko Investasi, Luhut Binsar Panjaitan

RM.id  Rakyat Merdeka - Amerika Serikat tiba-tiba jadi agresif menawarkan uangnya diinvestasikan di negeri kita. Mungkin hal ini dilakukan untuk menunjukkan, bukan cuma China yang bisa menggelontorkan triliunan rupiah ke Indonesia

Investasi ini disalurkan melalui US International Development Finance Corporation (DFC) atau Bank Pembangunan Amerika Serikat. Jumlah investasinya mencapai triliunan dolar. 

“Sekitar 60 miliar dolar AS atau setara Rp 828 triliun yang akan disalurkan ke proyek pemerintahan. Tapi kalau itu bisa lebih dari 200 miliar dolar, bisa juga sampai triliun dolar,” jelas Menko Luhut usai bertemu dengan DFC di Jakarta kemarin. 

Menurut Luhut, ada beberapa proyek yang telah dibicarakan dengan DFC. Antara lain jalan tol Jawa, Sumatera, investasi ikan di Natuna, dan proyek hidropower di Kalimantan Utara. 

Baca juga : Demak Siap Amankan Pasokan Bawang dan Cabe Ibu Kota

Selain itu, Indonesia dan DFC juga telah membahas rencana penggabungan 75 rumah sakit dan 85 hotel milik sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 

Lebih lanjut, Luhut menyebut DFC menyatakan, minatnya untuk bergabung dalam lembaga pengelola dana kekayaan negara atau Sovereign Wealth Fund (SWF) antara Indonesia dan Abu Dhabi. 

Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, DFC akan masuk pada sejumlah proyek garapan BUMN. Kartika mengatakan, terdapat tiga proyek yang berpotensi akan digarap. 

“Kami sedang tawarkan sektornya. Lagi dibicarakan sama mereka kira-kira seperti apa struktur dan sektor yang mereka mau,” katanya. 

Baca juga : Pemerintah Batasi Truk Barang Saat Nataru

Dia mengatakan, tiga sektor yang ditawarkan Indonesia yaitu pembangunan infrastruktur jalan tol, perhotelan, dan energi terbarukan. “Jadi ada tiga. Nah untuk tourism, itu seperti untuk kawasan turis-turis baru, dari pembangunan infrastruktur perhotelannya,” ujarnya. 

CEO International Development Finance Corporation, Adam Bohler mengatakan, DFC merupakan institusi baru di AS. Adam menjelaskan, investasi saat ini yang sebesar 60 miliar dolar AS itu baru dari pemerintah AS. 

Adam menjelaskan, jumlah itu akan meningkat empat hingga lima kali untuk investasi di negara berkembang.“Ini baru didirikan dua minggu lalu, dan kunjungan pertama langsung ke Indonesia dan itu menunjukkan betapa pentingnya Indonesia bagi AS,” ujarnya. 

Adam mengatakan, pembahasan di investasi di Indonesia mengenai infrastruktur, kesehatan, pembangunan jalan dan energi. “Anda akan lihat ke depannya, bahwa Amerika Serikat akan sangat aktif dan saya juga ingin apresiasi Presiden Jokowi atas perubahan-perubahan yang beliau lakukan dan itu saya lihat akan merubah lingkungan bisnis yang ada di Indonesia,” katanya. 

Baca juga : Jangan Dikira Investasi Kita Cuma Dari China

Adapun U.S. International DFC adalah bank pembangunan Amerika. DFC bermitra dengan sektor swasta untuk memberikan pendanaan bagi solusi-solusi terhadap tantangan-tantangan terberat yang dihadapi negaranegara berkembang saat ini. 

DFC berinvestasi di bidang energi, layanan kesehatan, infrastruktur penting dan proyek-proyek telekomunikasi, dan menyediakan pendanaan untuk usaha kecil serta perempuan pelaku wirausaha, hingga menciptakan lapangan pekerjaan di pasar-pasar yang sedang berkembang. Investasi DFC berpatokan pada standar yang tinggi dan peduli lingkungan hidup, menghormati hak asasi manusia dan hak- hak para pekerja. [KPJ]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.