Dark/Light Mode

YLKI Buka Posko Pengaduan Wabah Virus Corona

Rabu, 1 April 2020 09:01 WIB
Pool Foto Ruang IGD RS Darurat Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat (Foto: Antara)
Pool Foto Ruang IGD RS Darurat Covid-19 di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wabah virus corona bukan hanya meluluhlantakkan sendi-sendi pelayanan kesehatan masyarakat, tetapi juga sendi sendiri perekonomian. Bahkan sampai di level mikro.

Lebih dari itu, wabah virus Corona juga merusak sendi-sendi pelayanan dasar bagi konsumen, dan atau pelayanan publik secara keseluruhan.

Terkait hal ini, Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mencatat laporan konsumen mengenai beberapa hal komoditas barang dan pelayanan yang dikeluhkan konsumen. Bahkan, profesi kesehatan.

"Masyarakat mengeluh sulit mendapat masker, hand sanitizer, bahkan produk multivitamin, khususnya vitamin C. Barangnya  bukan cuma langka. Kalau ada, harganya selangit. Bahkan, banyak terjadi penipuan penjualan secara online," ujar Tulus dalam keterangan yang diterima RMco.id, Rabu (1/4).

Baca juga : CBC: Butuh Dana Besar Lawan Virus Covid-19

Tulus juga mengaku menerima banyak pengaduan terkait kelangkaan atau makin minimnya APD (Alat Pelindung Diri) bagi tenaga medis, baik dokter atau perawat, dan para medis lainnya.

Pengaduan masalah alat-alat kesehatan antara lain meliputi ketersediaan barang, harga yang tidak wajar, produk substandar, dan bahkan dugaan persaingan usaha tidak sehat.

"Masyarakat juga mengeluh sulit mengakses pelayanan rumah sakit. Baik untuk pelayanan Covid-19 dan atau pelayanan reguler. Banyak calon pasien yang telantar di RS, karena pelayanan RS terfokus atau terkuras untuk pelayanan pasien yang berhubungan dengan Covid-19," jelas Tulus.

Pengaduan lainnya, berkisar pada sulitnya melakukan refund atau bahkan cancel tiket pesawat, dan atau hotel yang dipesan via Online Travel Agent (OTA).

Baca juga : Kabar Baik dari PBSI, Pelatih Hendry Negatif Corona

"Saat wabah seperti ini, seharusnya manajemen OTA mempunyai urgent respons yang memadai. Bukan malah mempersulit konsumen. Apalagi, mengenakan biaya administrasi atau bahkan memotong uang konsumen," tegas Tulus.

Lambatnya akses internet - bahkan banyak lokasi pelayanan internet yang down - karena tingginya penggunaan akses internet untuk aktivitas seperti  work form home, belajar jarak jauh, telemeeting juga ikut dikeluhkan.

Masalah leasing dan pelayanan perbankan, pun masuk daftar pengaduan. Sejauh ini, Presiden Jokowi telah menjanjikan relaksasi di sektor keuangan seperti untuk kredit leasing dan perbankan. Namun, Tulus menilai, praktik lapangan masih belum jelas eksekusinya.

Selain itu, YLKI juga banyak menerima pengaduan soal komoditas esensial seperti kebutuhan bahan pokok, terutama terkait ketersediaan, harga yang wajar, pembatasan pembelian dan fenomena panic buying.

Baca juga : Begini Cara Pertamina Perkuat UMKM di Tengah Wabah Corona

Terkait permasalahan-permalahan tersebut, YLKI mendorong konsumen untuk mengadukan ke Posko Pengaduan YLKI dengan cara online via: www.pelayanan.ylki.or.id. Dan atau via nomor seluler: 08129000999.

"Pengaduan dilengkapi dengan informasi, data, dan kronologi yang lengkap. berikut copy bukti transaksi," pungkas Tulus. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.