Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Saran M Qodari, Hidup Berdamai Dengan Corona Lewat THC

Rabu, 13 Mei 2020 13:26 WIB
Aktivitas Jakarta sebelum dilanda wabah corona.
Aktivitas Jakarta sebelum dilanda wabah corona.

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah menyatakan akan membuka kembali ekonomi secara bertahap di tengah pandemi Covid-19. Ada sejumlah jenis kegiatan perdagangan yang dibolehkan kembali beroperasi dari 1 Juni 2020 sampai Agustus 2020. 

CEO Indobaremeter M Qodari menyambut baik rencana tersebut. Karena, ia mengaku telah mencoba merumuskan hidup bersama corona yang ia sebut dengan Tatanan Hidup dengan Covid-19 (THC).


"Wacana dan skenario tentang ini memang harus dipikirkan karena kemampuan ekonomi Indonesia sangatlah terbatas. Sementara belum ada kepastian Covid berakhir," kata M Qodari dalam keterangannya, Rabu (13/5).


Ia tak yakin pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten atau kota dapat membiayai makan rakyat lebih lama lagi serta stimulus ekonomi lainnya saat bekerja dan sekolah di rumah saja. 

"Menkeu Sri Mulyani tidak memberi jawaban pasti. Ia hanya menyebut tiga, enam dan sembilan bulan. Sembilan bulan artinya Desember 2020," tandasnya.

Baca juga : Berdamai dengan Corona, UIN Bandung Tawarkan Solusi Ini

Sementara kapan wabah Covid-19 benar-benar berakhir? Menurut Qodari, belum ada yang tahu pasti jawabannya. Yang jelas, wabah ini diprediksi baru benar-benar habis jika vaksin telah ditemukan. 

Bill Gates memperkirakan vaksi bisa diproduksi massal paling cepat 18 sampai dengan 24 bulan. WHO menyebut akhir 2021. Akan tetapi, lanjut Qodari, semuanya hanya perkiraan. Realitasnya, akan perlu waktu lebih lama untuk memvaksin seluruh penduduk dunia berjumlah 7,8 milyar jiwa. 

Apalagi, lanjut Qodari, jika Covid-19 benar-benar telah bermutasi menjadi beberapa tipe. Tiap tipe mungkin saja memerlukan vaksin berbeda. Maka perjalanan menuju imunitas terhadap Covid makin panjang. "Itulah sebab Indonesia dan semua negara harus menyiapkan Tatanan Hidup Dengan Covid 19 (THC)," paparnya.

Pada intinya, jelas Qodari, THC adalah kondisi kehidupan di mana wabah Covid-19 belum hilang namun manusia kembali beraktivitas, bekerja, sekolah dan bahkan berwisata, dengan protokol kesehatan Covid 19. 

Masyarakat harus bekerja karena tak mungkin pemerintah seterusnya memberi makan seluruh rakyat. Jika diteruskan, negara bangkrut, orang mati kelaparan dan terjadi kerusuhan sosial di mana-mana. 

Baca juga : Berdamai dengan Covid-19


"Singkatnya, cepat atau lambat, Indonesia harus “move on” dengan Covid-19. Ini hidup beresiko tapi resiko lain, yakni kelaparan dan kerusuhan, juga mengancam," kata Qodari.

Dalam skenario menuju THC, kata Qodari, pemerintah harus menjadi dirigennya. Ada 9 langkah penting THC yang harus diambil pemerintah pusat. Yakni membuat Gugus Tugas (GT) THC, menunjuk Ketua GT berpengalaman menangani peristiwa atau event dalam skala super besar, menyusun Tim Cetak Biru THC, melakukan Simulasi THC dalam berbagai lini kehidupan, melakukan sosialisasi THC dalam skala masif, menyiapkan infrastruktur kesehatan Covid-19 yang lebih banyak, merumuskan jaring pengaman sosial dan stimulus ekonomi baru dalam periode THC, menerapkan secara bertahap dan hati-hati, dan mengawasi dan memperbaiki THC agar semakin efektif dan maksimal.

Mengapa harus gugus tugas bukan kementerian tertentu? Kata Qodari, THC melibatkan sangat banyak aspek kehidupan. Jika hanya kementerian tertentu, katakanlah ekonomi, maka perspektifnya sempit dan vertikal. Ini akan membuat THC gagal mengingat setiap aspek terkait satu dengan lain. 

"Misalnya sekolah yang akan dibuka pada 15 Juni 2020. Apakah semua sekolah siap dan satu pemahaman tentang sistem shift? Bagaimana implementasi detail di lapangan? Bagaimana susunan kursi di kelas? Kurikulum sekolah? Adakah perbedaan kondisi sekolah swasta dan negeri," paparnya.

Selanjutnya, jelas Qodari, Presiden Jokowi wajib menunjuk seorang ketua dengan pengalaman yang teruji dalam menangani peristiwa atau event super besar karena persiapan, transisi dan pengelolaan THC adalah pekerjaan maha besar sekaligus presisi karena berkaitan dengan keselamatan.

Baca juga : BPIP Setuju Seruan Jokowi Berdamai Dengan Corona

Apa peristiwa atau event super besar yang pernah terjadi di Indonesia dalam dua puluh tahun terakhir? Ada dua contoh. Pertama, tsunami dan gempa Aceh akhir 2004 dan penyelenggaraan Asian Games 2018. "Orang-orang kunci dalam dua peristiwa di atas layak dipertimbangkan menjadi ketua," saran dia.

Berikutnya, ketua THC mulai menyusun cetak biru yang pada gilirannya akan menjadi panduan bagi masyarakat dan pelaku usaha dalam menyusun di tempat masing-masing. Libatkan seluruh elemen masyarakat.

Yang jelas, terang Qodari, THC dilakukan secara bertahap dan hati-hati. Implementasi THC dapat meniru PSBB. Misalnya Jabotabek atau beberapa daerah terlebih dahulu. 

Pemerintah Jokowi harus menyusun sendiri karena tidak ada presedennya di Indonesia dan di dunia. THC harus kuat secara desain dan implementasi. Pengelola dan perspektif harus tepat. 

“Tetapi, apapun namanya, jangan sampai mengalami gonjang-ganjing seperti program Kartu Pra-Kerja. Ini menjadi kunci berhasil atau gagalnya Presiden Jokowi dalam penanganan Covid-19. Sejarah akan mencatat," pungkasnya. [FAQ]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.