Dark/Light Mode

Di Malam Takbiran, Samarinda Dikepung Banjir

Sabtu, 23 Mei 2020 22:31 WIB
Kondisi banjir di Kota Samarinda (Foto: Twitter @mpnhani)
Kondisi banjir di Kota Samarinda (Foto: Twitter @mpnhani)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wilayah Kota Samarinda, Kalimantan Timur, kembali dikepung banjir pada malam Lebaran ini. Banjir terjadi akibat curah hujan tinggi dalam beberapa hari belakangan.

Seperti dilaporkan Antara, sejumlah ruas jalan serta pemukiman warga di Ibu Kota Kaltim tersebut digenangi luapan air. Kondisi terparah terjadi di Kecamatan Samarinda Utara, yang sempat melumpuhkan akses jalan menuju Bandara APT Pranoto Samarinda sejak Jumat (22/5). Saat ini, genangan meluas di sejumlah titik langganan banjir, seperti di Jalan dr Sutomo, Jalan Pangeran Antasari dan kawasan simpang Sempaja Samarinda.

Baca juga : Refugia: Cantik Alami, Lindungi Pertanian Ramah Lingkungan

"Tadi pagi genangan air hanya sebatas mata kaki, tapi saat ini ketinggian air sudah mencapai lutut orang dewasa," kata Sudarno, warga Sutomo, Sabtu malam (23/5).

Di lokasi tersebut terdapat masjid yang sebagian halamannya juga ikut terendam banjir. Namun, terlihat masih ada aktivitas panitia pembagian zakat dan masyarakat yang mengumandangkan takbir.

Baca juga : Peringati Ulang Tahun Ibu, Sandiaga Posting Foto Jadul

Sejumlah warga juga mulai memindahkan barang, karena khawatir air akan masuk ke rumah warga. "Persiapan saja, karena lebaran tahun lalu rumah kami terendam, dan banyak barang yang rusak, makanya kami siap-siap pindahkan barang," kata Marzuki, warga di lokasi yang sama.

Kepala Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Kota Samarinda, Riza Alfian Noor, memperkirakan hujan masih akan terjadi pada periode 23 hingga 25 Mei mendatang. “Kami prediksinya musim kemarau paling cepat datang akhir Juni. Itu daerah Kaltim bagian utara. Untuk Samarinda diprediksi di akhir Juli baru kemarau. Artinya warga masih harus tetap waspada ancaman banjir,” ujar Riza.

Baca juga : Dian Sastro Rajin Bikin Konten Saat Pandemi

Riza menjelaskan, masih tingginya curah hujan karena pola karakteristik pada masa transisi menimbulkan anomali cuaca. Taitu ketika periode yang relatif pendek, cuaca berubah. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.