Dark/Light Mode

212 Demo Pancasila, Orator Minta Lengserkan Jokowi

Wiro Sableng Jadi Jaka Sembung Naik Ojek

Kamis, 25 Juni 2020 07:02 WIB
Massa dari berbagai ormas menggelar aksi unjuk rasa menolak RUU Haluan Ideologi Pancasila di depan Gedung MPR/DPR/DPD, Kompleks Parelemen Senayan, Jakarta, Rabu (24/6).  (Foto: Rizki Syahputra/RM)
Massa dari berbagai ormas menggelar aksi unjuk rasa menolak RUU Haluan Ideologi Pancasila di depan Gedung MPR/DPR/DPD, Kompleks Parelemen Senayan, Jakarta, Rabu (24/6). (Foto: Rizki Syahputra/RM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Lama menghilang, kelompok aktivis 212 muncul lagi di jalanan. Kali ini, mereka mendemo RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) yang kontroversial itu. Namun, di tengah-tengah aksi itu massa juga menuntut MPR menggelar Sidang Istimewa untuk melengserkan Presiden Jokowi. Kalau begini kemauannya “Wiro Sableng yang dikenal dengan logo 212 di kapaknya, berubah jadi Jaka Sembung naik ojek”. Gak nyambung, Jek.

Peserta aksi ini adalah gabungan ormas Islam seperti Persaudaraan alumni 212, FPI dan lainnya. mereka menggelar aksi persis di depan gerbang Gedung DPR/MPR, kemarin. Peserta aksi mulai berdata ngan ke lokasi tak lama setelah azan zuhur berkumandang.

Baca juga : Sah, Irjen Boy Rafli Amar Jadi Kepala BNPT

Kebanyakan dari mereka memakai baju koko putih, peci dan menutup wajahnya dengan masker. Ada juga yang memakai seragam putih mirip militer atau kepanduan lengkap dengan sepatu lars. Poster dan spanduk berisi penolakan RUU HIP dibentangkan menghadap jalan.

Makin sore, peserta aksi bertajuk Selamatkan NKRI dan Pancasila ini makin ramai. Kerumunan makin padat. Sudah tak ada lagi anjuran menjaga jarak. Semua berkerumun. Akibatnya lalu lintas di jalan Gatsu tersendat.

Baca juga : Jangan Sampai Birokrasi Jadi Penghambat Penanganan Corona

Sekitar pukul 2 siang, satu persatu orator naik ke atas mobil komando untuk berpidato. Salah satunya adalah Ketua GNPF Ulama, Yusuf martak. Dia minta DPR mencabut RUU HIP dalam Prolegnas. Yusuf juga menceritakan kenapa massa nekat demo meski di saat terjadi pandemi. “Karena mereka (DPR) mengerjakan RUU di saat Covid. Kalau kita tunggu sampai selesai ya sudah selesai semuanya,” kata Yusuf.

Dalam orasinya, Yusuf ingin bertemu dengan Ketua DPR Puan Maharani untuk meminta agar pembahasan RUU HIP dibatalkan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.