Dark/Light Mode

New Normal, Pemerintah Disarankan FokusTangani Kesehatan dan Ekonomi

Kamis, 9 Juli 2020 14:28 WIB
Ibnu Munzir (tengah) Ketum perempuan jenggala Vicki Kartiwa, (kanan) dan Waketum Perempuan Jenggala Linda Lukitari Waseso di acara webinar, Kamis (9/7). (Foto: Istimewa)
Ibnu Munzir (tengah) Ketum perempuan jenggala Vicki Kartiwa, (kanan) dan Waketum Perempuan Jenggala Linda Lukitari Waseso di acara webinar, Kamis (9/7). (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketum Perempuan Jenggala, Vicky Kartiwa menyebut ekonomi dan kesehatan tidak bisa dipisahkan saat pandemi Covid-19. Pimpinan jaringan vertical dari Jenggala Center bentukan Jusuf Kalla itu, mendesak agar pemerintah membuat kebijakan ekonomi yang selaras dengan protokol kesehatan.

“Dunia usaha harus terus hidup dengan membuat pola baru pada era new normal. Catatannya, tetap mengikuti protokoler kesehatan,” ujar Vicky, saat webinar bertajuk 'Ekonomi VS Kesehatan Era New Normal?', Kamis (9/7).

Di acara tersebut, Dewan Penasehat Jenggala Center, Iskandar Mandji mendorong pemerintah untuk serius dalam pembuatan kebijakan terkait penanganan Covid-19.

“Kita semua tahu pandemi Covid-19 adalah permasalahan yang membutuhkan jalan keluar serius. Pemerintah tidak boleh maju mundur. Perlu penetapan kebijakan yang optimal," jelasnya.

Baca juga : KAI Yakin Bisa Lunasi Dana Talangan Di 2027

Diskusi pun berjalan menarik, Ketum Jenggala Center, Ibnu Munzir menilai, skenario new normal merupakan salah satu langkah pemerintah dalam membangkitkan roda ekonomi, sekaligus pemulihan kesehatan masyarakat yang terdampak Covid-19.

Ke depan tidak ada lagi perdebatan mana yang harus didahulukan antara ekonomi dan kesehatan. “Dalam Pandemi Covid-19, tidak lagi terjadi dilema," tegasnya.

Ketum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Rosan P Roeslani mengatakan, ekonomi dan kesehatan harus berjalan beriringan. Jika tidak, gelombang PHK akan menambah pengangguran dan menjadi beban berat bagi pemerintah.

“Banyaknya yang dirumahkan atau yang di PHK, untuk mereka akan dipekerjakan kembali mungkin nggak semuanya dalam keadaan new normal ini. Itu yang perlu diperhatikan juga,” ujar Rosan.

Baca juga : Mahasiswa Minta Pilkada Serentak Kedepankan Protokol Kesehatan

Praktisi Kesehatan yang juga Ketua Unit Donor Darah PMI, Dokter Linda Lukitari W menyoroti dari sisi kesehatan. Di era new normal, sarannya, semua aktivitas manusia harus berubah terutama dalam pemeliharaan kesehatan.

"Masyarakat harus menanamkan kesadaran pribadi untuk menerapkan pola hidup sehat, serta menjalankan protokoler kesehatan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah," tuturnya.

Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri menyebut mengatasi dampak Covid-19 juga perlu adanya perlindungan sosial bagi masyarakat. Dia bercerita kondisi ekonomi eksternal rusak akibat krisis 2008. Maka dari itu, pemerintah mesti membuat stimulus yang difokuskan kepada domestik.

"Sama halnya hari ini pemerintah dalam memulihkan ekonomi di era new normal haruslah menggunakan banyak opsi. Termasuk meningkatkan penjaminan terhadap UMKM baik kecil maupun menegah," jelasnya.

Baca juga : Di Era The New Normal, Yuk Ajarkan Anak Protokol Kesehatan

Dari aspek sosial, Akedimisi Universitas Indonesia (UI), Imam Prasodjo menyebut, pasca Corona virus siapa pun yang bertahan akan menghuni dunia yang sangat berbeda dari sebelumnya. Dunia baru dengan cara hidup yang baru dengan pengawasan totaliter dalam penerapan protokoler dan solidaritas. "Yang bertahan dari covid akan mengalami hal itu," jelas Imam. [BSH]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.