Dark/Light Mode

Minta Makzulkan Jokowi Dan Bubarkan PDIP, Tuntutan Pendemo RUU HIP Salah Sasaran

Sabtu, 18 Juli 2020 22:48 WIB
Demo PA 212 menolak RUU HIP di depan Gedung DPR. (Foto: nusadaily)
Demo PA 212 menolak RUU HIP di depan Gedung DPR. (Foto: nusadaily)

RM.id  Rakyat Merdeka - Massa PA 212 bersama aliansi organisasi lainnya menggelar aksi unjuk rasa menolak RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) di depan Gedung DPR, Kamis (16/7). Mereka membawa spanduk-spanduk. Salah satunya bertuliskan Makzulkan Jokowi dan Bubarkan PDIP.

Pengamat politik Universitas Padjadjaran, Idil Akbar mengatakan, tuntutan memakzulkan Jokowi dan pembubaran PDIP dalam aksi menolak RUU HIP adalah tindakan tidak tepat. Idil menilai, tuntutan memakzulkan presiden dan pembubaran PDIP keluar dari konteks aksi.

Baca juga : BAN-SM Dukung Pembangunan Pendidikan Jabar Juara

"Kalau pemakzulan presiden dan pembubaran PDIP saya kira itu salah sasaran ya," kata Idil, Sabtu (18/7). 

Idil mengatakan, tidak adil bila massa aksi PA 212 hanya menuntut pembubaran PDIP. Sebab pembahasan RUU HIP di DPR adalah andil seluruh partai politik yang memiliki representasi di parlemen.

Baca juga : KP3-I Minta DPR Buka Anggota Dewan Pengusul dan Pembahas RUU HIP

"Karena memang itu akumulatif perbincangan di DPR. Maka kemudian secara objektif kalau hanya menyalahkan PDIP menurut saya agak tidak adil terus apalagi sampai pemakzulan presiden, menurut saya memang tidak pas," ucap Idil.

Tak hanya membawa spanduk tuntutan pemakzulan presiden dan pembubaran PDIP, unjuk rasa menolak RUU HIP juga diikuti sejumlah pelajar yang membuat rusuh demo tersebut. Polisi kini tengah menyelidiki kemungkinan adanya aktor intelektual di balik unjuk rasa tersebut.

Baca juga : Mentan Panen Padi Dan Serahkan Bantuan Di Cilacap

Terpisah, Ketua KPAI, Susanto meminta, agar anak-anak termasuk pelajar tidak dilibatkan dalam aksi atau kegiatan demonstrasi lantaran rentan terjadi hal buruk. "Kami mengimbau semua pihak agar usia anak-anak termasuk pelajar tidak dilibatkan dalam kegiatan demonstrasi," kata Susanto. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.