Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Hanif Dhakiri

Pesantren Jangan Ditinggal Sendirian

Rabu, 22 Juli 2020 07:17 WIB
Tangkapan layar mantan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri di acara Ngopi Pagi yang diselenggarakan Rakyat Merdeka, Selasa (21/7). (Foto: Facebook)
Tangkapan layar mantan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri di acara Ngopi Pagi yang diselenggarakan Rakyat Merdeka, Selasa (21/7). (Foto: Facebook)

RM.id  Rakyat Merdeka - Keberadaan pesantren di tengah pandemi corona (Covid-19) sangat dilematis. Buka pesantren tanpa protokol kesehatan, khawatir jadi klaster baru. Ikut protokol kesehatan, tapi biayanya tidak murah. Tolong, pesantren jangan ditinggal sendirian. Kurang lebih, begitulah kata mantan Menteri Ketenagakerjaan, Hanif Dhakiri, ketika menjadi narasumber program Ngopi Pagi Rakyat Merdeka, kemarin.

Acara ini dipandu Direktur Rakyat Merdeka Kiki Iswara. Dia didampingi dua wartawan senior: Ratna Susilowati dan Budi Rahman Hakim. Judul diskusinya: Nasib Pesantren Zaman Corona.

Baca juga : Atase Pertahanan Bukan Di Bawah Kemenhan

Topik diskusi ini, kata Kiki, dipilih untuk mencari tahu bagaimana kondisi dan cara lembaga pendidikan tertua di Indonesia itu, bisa tetap eksis di tengah wabah. Apalagi, tren orang tua tidak hanya di desa tapi juga di perkotaan, menyekolahkan anaknya di pesantren belakangan ini cukup tinggi.

“Bagaimana pesantren agar tetap survive?” tanya Kiki. Hanif memulai pemaparannya dengan menyoroti kebijakan pemerintah dalam hal penanganan Covid-19, khususnya di lingkungan pesantren.

Baca juga : Minta Sidang Online, Djoko Tjandra Dianggap Hina Pengadilan

Sejauh ini, kata dia, pemerintah baru sebatas memberikan sosialiasi Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) atau New Normal dan protokol kesehatan Covid-19 saja. “Tidak bisa hanya sekedar itu,” kata Hanif.

Sebab, implikasi dari penerapan new normal dan protokol kesehatan di pesantren itu besar. Untuk jangka pendek, bagaimana memastikan seluruh santri dan tenaga pengajar bebas Covid-19 ketika memasuki pesantren. Otomatis, alat tes Covid-19 menjadi penting. Selain alat tes, di pesantren juga harus tersedia makser, hand sanitizer dan lainnya.

Baca juga : PLN Berhasil Pulihkan Gangguan Listrik Akibat Layang-layang

“Pertanyaannya siapa yang menyediakan alat tes? Kalau misalnya dibebankan kepada institusi pesantren, pasti berat. Oke kalau pesantrennya kecil, kalau santri pesantrennya 30 ribuan?” tanya dia.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.