Dark/Light Mode

Hanif Dhakiri

Pesantren Jangan Ditinggal Sendirian

Rabu, 22 Juli 2020 07:17 WIB
Tangkapan layar mantan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri di acara Ngopi Pagi yang diselenggarakan Rakyat Merdeka, Selasa (21/7). (Foto: Facebook)
Tangkapan layar mantan Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri di acara Ngopi Pagi yang diselenggarakan Rakyat Merdeka, Selasa (21/7). (Foto: Facebook)

 Sebelumnya 
Untuk jangka panjang, pesantren juga harus menambah kamar dan ruang belajar baru. Sebab, daya tampungnya harus dikurangi jika mengikuti konsep jaga jarak dalan protokol kesehatan. “Kalau kamar pesantren diisi 20 anak, itu masih bagus. Dulu saya 40,” kenang Hanif.

Tapi daya tampung kamar sebanyak itu pun tidak bisa lagi diberlakukan di era saat ini. “Kan harus disesuaikan dengan konsep social distancing. Ya, misalnya dari 10 menjadi 4. Kan harus membuat kamar baru. Terus kemudian ruang kelas baru,” sambungnya.

Baca juga : Atase Pertahanan Bukan Di Bawah Kemenhan

Karena itu, Hanif berharap pemerintah tidak meninggalkan pesantren sendirian. Sebab, pesantren bukan sekedar lembaga pendidikan tertua, tapi juga entitas sosio kultural dan ekonomi. “Pesantren itu bisa mempengaruhi ekonomi satu kecamatan bahkan kabupaten. Ini bisa membantu bangkitnya ekonomi masyarakat. Pemerintah harus hadir secara konkrit,” harapnya.

“Adaptasi dengan kenormalan baru ini tidak bisa given. Maka harus ada intervensi, kehadiran pemerintah agar adaptasi ini bisa berjalan dengan baik,” sambung politisi PKB itu.

Baca juga : Minta Sidang Online, Djoko Tjandra Dianggap Hina Pengadilan

Wartawan senior Ratna Susilowati penasaran, bagaimana pesantren bisa kembali memulai aktivitas belajar mengajarnya saat ini. “Pak Hanif bisa share bagaimana caranya?” tanya dia.

“Pesantren anak saya belum, KH Said Aqil Siradj di Ciganjur juga belum,” jawab Hanif. Tapi, kata dia, ada sejumlah pesantren yang sudah mulai membuka kembali proses belajar-mengajar tatap muka dengan protokol kesehatan ketat.

Baca juga : PLN Berhasil Pulihkan Gangguan Listrik Akibat Layang-layang

Sebenarnya, terang Hanif, pesantren ini bisa jadi salah satu tempat karantina yang aman. Karena sebelum masuk, dites terlebih dahulu dan lingkungannya tidak bisa sembarangan keluar masuk. “Itu kan cost. Kan gak mudah kalau diserahkan kepada pesantren sendiri. Mereka kan juga gak mau pesantren jadi cluster baru. Ini kan bisa merusak reputasi mereka juga,” pungkasnya. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.