Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Sekolah Mandiri Banyak Negatifnya

Fahri Hamzah Minta Mas Nadiem Bikin Inovasi

Sabtu, 1 Agustus 2020 12:01 WIB
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah
Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia Fahri Hamzah

RM.id  Rakyat Merdeka - Pendidikan Digital Buat Rakyat model sekolah mandiri atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) dalam kondisi pandemi dianggap banyak mudaratnya.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah menilai gara-gara sekolah mandiri perkembangan kepribadian anak secara luas bisa terganggu.

Menurutnya dari pada menerapkan kebijakan sistem PJJ yang sudah terbukti memiliki akses negatif yang luas bagi anak, maka selaku Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Nadiem lebih baik mengembangkan infrasktruktur digital pendidikan rakyat.

Nadiem harus keluarkan ide kreatifnya yang bisa diterima banyak masyarakat di seluruh Indonesia. "Ini lebih untuk memajukan pendidikan Indonesia ketimbang PJJ," tegas Fahri dalam keterangan persnya, kemarin.

Baca juga : Sekolah Jarak Jauh Banyak Keluhan, DPR Minta Pemerintah Evaluasi

Nadiem dianggap memiliki pengalaman sukses membuat infrastruktur digital bagi tukang ojek online (ojol) yang dikenal dengan aplikasi Gojek, yang diluncurkan pada 2015.

Hasil karya Nadiem Makarim ini menjadi salah satu startup transportasi online yang berhasil menyandang gelar 'Unicorn', serta memantapkan diri sebagai startup pertama asal Indonesia.

"Mas Menteri punya jejak sukses bikin infrastruktur digital bagi tukang ojek. Mengapa tidak diteruskan dengan infrastruktur digital bagi pendidikan rakyat? Dana Kementerian Pendidikan adalah yang terbesar dan mandatori konstitusi kita 20 persen APBN tiap tahun. Ayo Mas Menteri Kita Bisa!" kata mantan Wakil Ketua DPR Periode 2014-2019 ini.

Sebelumnya Fahri juga mengungkapkan, akibat PJJ anak menjadi lupa waktu. Mereka lebih suka bermain game dan media sosial (Medsos) bukan fokus belajar secara mandiri.

Baca juga : Ayahanda Meninggal Dunia, Fahri Hamzah Berduka

Padahal sudah dibimbing oleh orang tua di rumah. Ekses negatif lainnya, menjadi kurang menghormati norma-norma agama.

"Lapor Mas Menteri! (Mendikbud Nadiem Makarim, red) , kemarin numpang sholat di rumah saudara sekitar jam 22.00 malam. Di samping saya sholat, ada 3 anak kecil sedang bermain gadget, 1 nonton YouTube, 1 main game, 1 lagi main Tiktok dengan HP ibunya dan bapaknya yang terbiasa dipakai sekolah," tulis Fahri Hamzah diakun Twitter-nya, Kamis (30/7).

Untuk melakukan sekolah mandiri ini tidak semua memiliki akses jaringan, gadget maupun paket data. Apabila orang tua siswa adalah seorang yang berkecukupan, tentu hal itu tidak menjadi masalah karena kebutuhan anak mereka akan dipenuhi.

Sementara yang miskin akses bisa frustrasi, tidak bisa berbuat apa-apa, guru dan kelas mereka menjadi tidak terjangkau. Bahkan bagi anak yang kaya akses dan paket data pun, juga bisa membuat mereka menjadi penghuni dunia maya yang palsu, hidup menonton layar kaca (tanpa pengawasan) yang bisa merusak mata, otak dan hati.

Baca juga : Asosiasi Minta Bisnis Alih Daya Diperhatikan

"Mata, otak dan hati anak-anak kita akan rusak, mereka akan menjadi penghuni dunia maya yang palsu," katanya. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.