Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Wagub Banten Soroti Pulau Tunda Yang Belum Teraliri Listrik Dengan Baik

Jumat, 7 Agustus 2020 13:24 WIB
Andika Hazrumy/Ist
Andika Hazrumy/Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Elektifikasi atau keterjangkauan tenaga listrik oleh semua wilayah dan warga negara Indonesia masih menjadi pekerjaan rumah pemerintah. Bahkan, di sejumlah wilayah yang tak jauh dari Jakarta pun, masih ada yang belum teraliri listrik dengan baik. Pulau Tunda di Kabupaten Serang, Banten, salah satunya. 

Soal ini, Pemerintah Provonsi Banten menegaskan dukungannya terhadap ketersediaan listrik bagi semua warga, termasuk warga di pulau tersebut.

Wakil Gubernur (Wagub) Banten Andika Hazrumy, melalui keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (7/8), menegaskan, persoalan akses listrik di Pulau Tunda sudah disampaikan ke instansi terkait yakni Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Banten.

"Informasi terkait persoalan listrik di Palau Tunda sudah masuk ke Dinas ESDM," kata Andika.

Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pihak terkait agar Desa Wargasara, Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, teraliri listrik dengan baik.

Baca juga : PDIP Klaim Utamakan Kader Yang Berkualitas

"Jadi nanti kita koordinasikan, tinggal agar dapat menuntaskan persoalan yang ada di sana," jelas Andika.

Sebelumnya, Kepala Desa Wargasara, Hasim, Minggu (2/8), mengatakan masyarakat di Pulau Tunda selama ini belum bisa menikmati listrik selama 24 jam penuh seperti yang dialami masyarakat lainnya di Tanah Air.

Dalam satu hari satu malam, jika PLTD berfungsi, masyarakat bisa menikmati listrik sekitar 5 jam saja, yakni malam hari mulai pukul 18.00 sampai dengan pukul 22.00. 

Selanjutnya, untuk penerangan lampu dari malam hingga pagi, rumah-rumah warga di

pulau berpenduduk 1.000 orang lebih itu bergantung kepada listrik dari PLTS (Pembangkit Listrik Tenaga Surya).

Baca juga : Duh, Banyak Kepala Daerah Yang Belum Cairkan NPHD

Pembangkit ini banya bertenaga 25 Kilo volt amper yang hanya bisa menyediakan arus listrik selama 2 atau 3 jam saja untuk 300-an rumah di sana, termasuk fasilitas umumnya. 

"Memang persoalan listrik masih menjadi kendala sebagian besar masyarakat Pulau Tunda. Namun bagi yang ekonominya mampu, mereka menggunakan genset untuk kebutuhan listrik mereka sehari-hari," jelas Hasim. 

Di kesempatan berbeda, DPR dan pemerintah mengamini perlu percepatan pemenuhan kebutuhan listrik untuk bisa memberikan akses tenaga listrik bagi seluruh rakyat.

Jelang 75 tahun Indonesia merdeka, kondisi Pulau Tunda dan lainnya, menyadarkan bahwa masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh pemerintah. Salah satunya elektrifikasi di keseluruhan wilayah negeri. Pandemi Covid-19 juga membuktikan bahwa listrik menjadi "penopang" kehidupan masyarakat. 

Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Demokrat Sartono mengakui, faktanya memang masih ada masyarakat Indonesia yang belum dapat menikmati listrik. Padahal, listrik telah menjadi salah satu kebutuhan mendasar bagi hidup masyarakat. Berbagai aktivitas, baik sosial, ekonomi hingga pendidikan sangat tergantung dengan adanya aliran listrik. 

Baca juga : Collabonation Concer Virtual Berikan Pengalaman Baru

"Kita dalam posisi memberikan support dan dukungan kepada pemerintah untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat. Kita dukung melalui politik anggaran," jelasnya, menyoal berbagai proyek pembangunan pembangkit listrik.

Sekjen Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Anwar Sanusi pun mengamini, banyak wilayah-wilayah di Indonesia yang belum terakses listrik. 

Sanusi berpendapat, pemenuhan kebutuhan akan listrik sudah sangat mendesak. Di mana hampir seluruh aktivitas ekonomi kerakyatan berbasis listrik. "Mau tidak mau, elektrifikasi merupakan variabel dominan untuk menggerakkan perekonomian masyarakat," katanya.

Dia menegaskan bahwa elektrifikasi bukan sebatas penerangan, namun harus dilihat secara luas. Oleh karenanya berbagai upaya perlu terus dilakukan untuk terciptanya pemerataan listrik. "Bukan sekadar penerangan, tapi jadi faktor kegiatan produksi dan produktifitas masyarakat. Misalnya untuk mesin-mesin tepat guna di pedesaan," tuturnya. [REN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.