Dark/Light Mode

Dipuji Menteri Agama

Peserta Terbanyak, Ujian Masuk PTKIN Daring Raih Rekor MURI

Sabtu, 22 Agustus 2020 07:29 WIB
Ketua Panitia Nasional SPAN-UM PTKIN 2020 Prof Mahmud mengacungkan penghargaan Rekor MURI atas pelaksanaan PTKIN berbasis Sistem Seleksi Elektronik daring terbanyak, di Harris Vertu Hotel Harmoni, Jakarta Pusat, Jumat malam (21/8). (Foto: Dok. UIN Bandung).
Ketua Panitia Nasional SPAN-UM PTKIN 2020 Prof Mahmud mengacungkan penghargaan Rekor MURI atas pelaksanaan PTKIN berbasis Sistem Seleksi Elektronik daring terbanyak, di Harris Vertu Hotel Harmoni, Jakarta Pusat, Jumat malam (21/8). (Foto: Dok. UIN Bandung).

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Panitia Nasional Seleksi Prestasi Akademik Nasional-Ujian Masuk (SPAN-UM) Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) 2020 Prof Mahmud menerima penghargaan Rekor MURI dalam acara Malam Anugerah Pemberian Penghargaan, Penyampaian Rekor MURI dan Rapat Kelulusan UM-PTKIN 2020, Harris Vertu Hotel Harmoni, Jakarta Pusat, Jumat malam (21/8). Penghargaan diberikan atas pelaksanaan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) berbasis Sistem Seleksi Elektronik daring terbanyak.

Pemberian penghargaan diberikan perwakilan MURI Triyono. Acara disaksikan langsung Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi.

Prof Mahmud menyampaikan, UM-PTKIN adalah seleksi mahasiswa baru secara nasional yang telah dilaksanaan pada tanggal 3-6 Agustus 2020 secara daring yang diikuti 132. 929 peserta. Jumlah peserta yang mendaftar UM-PTKIN terus meningkat. Pada 2018 berjumlah 103.444 orang, pada 2019 berjumlah 122.981 orang, dan pada 2020 sebanyak 155.982 orang.

"Alhamdulillah berkat arahan, bimbingan dari Menteri Agama Bapak Fachrul Razi, Dirjen Pendis (Pendidikan Islam) Prof. Dr. Ali Ramdhani, penghargaan Rekor MURI ini diraih," ucap Rektor UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini, Jumat (21/8).

Baca juga : Paksa Perusahaan Terapkan Kembali Kerja Dari Rumah

Dalam pidatonya, Menag menjelaskan, sudah sepatutnya hal itu disyukuri dengan terus-menerus mengisi kehidupan ini dengan karya bermanfaat bagi seluruh alam raya. Salah satu cara mensyukuri nikmat itu adalah dengan memiliki komitmen yang kuat dalam diri untuk menjadi duta terbaik bagi ajaran agama Islam, yakni yang membawa misi ajaran agama Islam rahmatan lil alamin.

Pelaksanaan UM-PTKIN tahun ini, kata Menag, mengalami perbedaan cukup signifikan dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Situasi pandemi Covid-19 menuntut semua pihak untuk lebih kreatif dan inovatif, termasuk pada penyelenggaraan ujian masuk ke perguruan tinggi. Dia bersyukur pelaksanaan UM-PTKIN inovasi dengan sistem seleksi elektronik (SSE) berjalan sukses.

"Saya mendapatkan laporan telah mendapatkan rekognisi penghargaan dari MURI sebagai Ujian Masuk Perguruan Tinggi Islam Negeri berbasis Sistem Seleksi Elektronik (SSE) terbanyak. Alhamdulillah kita bersyukur, meskipun dalam situasi dan kondisi Covid-19, ternyata tidak mengurangi peminat yang mendaftar ke PTKIN, baik melalui SPAN maupun UM-PTKIN," jelas Fachrul.

"Selaku Menteri Agama saya sangat mengapresiasi dan tentun saja patut berbangga atas capaian ini, namun demikian jangan mudah berpuas diri karena kompetensi tersebut masih bersifat internal, dimana hemat saya perlu diperketat lagi," tambahnya.

Baca juga : 132 Ribu Peserta Ikuti Ujian MasukĀ Perguruan Tinggi Keagamaan Islam NegeriĀ Secara Daring

Untuk itu, tantangan bagi panitia dan para Rektor ke depan adalah bagaimana mampu membuat daya tarik kompetisi masuk ke PTKIN dengan animo yang jauh lebih besar lagi dari capaian saat ini. "Saya ingin ada kebanggaan bagi para siswa atau orang tua untuk pertama kali mendaftar diri ke PTKIN baru ke perguruan tinggi umum dengan jalur yang berbeda," ujarnya.

Destinasi Dunia

Sebagai bangsa dengan umat Islam terbanyak, tambah Fachrul, dirinya ingin menjadikan pendidikan Islam sebagai destinasi dunia. Dia pun meminta panitia ke depan untuk dapat memikirkan mekanisme penerimaan mahasiswa luar negeri ke PTKIN yang diseleksi secara nasional, seperti UM-PTKIN ini. "Tolong dipikirkan secara matang dan itu semua harus dimulai dengan komitmen kita terhadap budaya mutu PTKIN yang kita jaga bersama-sama. Saya meyakini jika PTKIN kita berkualitas maka otomatis peminat pun akan banyak yang masuk, baik dari dalam maupun luar negeri," pesannya.

Mengenai transformasi kelembagaan menjadi UIN harus menjaga kualitas dan mutu perguruan tinggi berbasis ajaran agama Islam. Perubahan kelembagaan juga harus semakin memperkuat distingsi PTKI yang dilahirkan dalam core competency bidang ilmu-ilmu keislaman.

Baca juga : Pentingnya Koordinasi Terkait lahan Pertanian dan Stok Daging Sapi

"Bukan justru memperlemah ilmu-ilmu keislaman dengan mandat institusi integrasi Islam dan sains, plus tidak boleh menggerus DNA PTKI sebagai penjaga Islam wasathiyah. Perubahan kelembagaan harus ke arah substantif yang tetap menjaga mutu dan kualitas. Saya minta kepada Direktur Jenderal Pendidikan Islam sebagai penjaga gawang agar lebih selektif dalam hal ini," pungkasnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.