Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kasus Perceraian Makin Marak, Ketua DPRD Kota Bandung Angkat Bicara

Sabtu, 29 Agustus 2020 18:56 WIB
Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan
Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan

RM.id  Rakyat Merdeka - Maraknya kasus perceraian di sejumlah daerah di Jawa Barat, menjadi sorotan. Terutama di daerah-daerah dengan populasi yang besar, seperti di Kabupaten Bandung dan Kota Bandung.

Pengadilan Agama Bandung mencatat pada bulan Juni angka cerai talak dan cerai gugat lebih banyak dibandingkan bulan-bulan lainnya di tahun 2020 ini.

Untuk cerai gugat mencapai 593 dan cerai talak 170, sedangkan dibulan sebelumnya angka cerai talak dan cerai gugat dibawah angka 500.

Angka perceraian di Kota Bandung selama kurun waktu tahun 2020 yang mencapai 3.678 kasus, bila dibandingkan dengan perceraian di Pengadilan Agama Soreang Kabupaten Bandung 5.262 perkara contentius dan 463 voluntair dengan jumlah mencapai 5.825 kasus, sebetulnya lebih rendah.

Namun yang menarik, di Kota Bandung, kasus cekcok dalam rumah tangga menjadi faktor utama perceraian.

Baca juga : RCTI Uji Materi UU Penyiaran, KPI Angkat Bicara

Dalam kurun tahun 2020 ini hingga Agustus Pengadilan Agama Bandung mencatat sebanyak 1.310 perceraian.

Lain halnya kasus perceraian di Kabupaten Bandung. Dengan wilayahnya yang lebih luas, rata-rata perceraian terjadi karena masalah ekonomi dan menimpa kalangan ekonomi menengah ke bawah.

Sementara di kota Bandung, faktor ekonomi menjadi penyebab kedua angka perceraian yakni sebanyak 1.325 kasus.

Perceraianpun paling banyak terjadi pada rentan usia 31-40 tahun yakni sebanyak 1.600 kasus.

Mencermati kian maraknya kasus perceraian, Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan mengungkapkan dari kasus-kasus perceraian yang terjadi, bukan hanya dipengaruhi oleh kondisi ekonomi karena terdampak pandemi, tetapi juga karena kualitas pembinaan pendidikan pra nikah yang perlu ditingkatkan.

Baca juga : Kota Bogor Berlakukan Jam Malam

Menurutnya, secara garis besar, penyebab terbanyak perceraian, yakni faktor ekonomi yang salah satunya mendorong keretakan di dalam keluarga.

"Pandemi tak dipungkiri membawa dampak pada merosotnya ekonomi keluarga. Tapi, hal ini kemudian kita tidak bisa berasumsi pada meningkatnya jumlah gugatan cerai di Pengadilan Agama. Pembinaan pra nikah yang baik tak dapat dikesampingkan. Bila bekalnya sudah cukup, seberat apapun masalah pasangan dalam rumah tangga pasti mampu diselesaikan," kata Tedy, saat di hubungi, Jum'at (28/8/2020).

Atas fenomena tersebut, dia berpesan untuk menguatkan ketahanan keluarga. Salah satu cara untuk menguatkan ketahanan itu, adalah memperkuat sisi agama dalam kehidupan berumah tangga.

Pemberian pemahaman pra nikah, bukan hanya menjadi tugas dan tanggung jawab dari pemerintah melalui Kantor Urusan Agama (KUA), tetapi juga menjadi urusan bersama, termasuk lingkungan keluarga masing-masing, sebelum pasangan melangsungkan akad pernikahan.

"Pembinaan dan pendidikan pra nikah, seperti parenting dan program lainnya harus didorong dibarengi aspek religius yang juga merupakan faktor penting agar kita bisa mengambil sisi positif di tengah kondisi yang penuh tantangan ini," katanya.

Baca juga : Indodax Percaya DeFi Bakal Makin Moncer Di Mata Publik

Disinggung terkait kasus perceraian menurut Pengadilan Agama Kota Bandung didominasi oleh lulusan SLTA dan usia pernikahan dini, menurut Tedy, rata-rata keputusan menikah dilandasi oleh faktor emosional semata, sehingga begitu diterpa masalah tidak disikapi dengan kesadaran dan kedewasaan.

Meskipun usia tidak selalu menjamin kondisi kematangan dan kedewasaan dari seseorang, akan tetapi usia yang matang dan sesuai dengan batas usia minimal 19 tahun yang diatur dalam undang-undang perkawinan.

"Setidaknya pasangan mampu menyikapi permasalahan secara lebih dewasa. Komunikasi yang baik dan penguatan faktor agama akan memperkuat ketahanan keluarga," pungkas dia.  [D.R]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.