Dark/Light Mode

Pengamat Militer dan Intelijen Dr. Susaningtyas Kertopati

Segera, Lakukan Riset Penyebab Pertikaian Personel TNI-Polri

Selasa, 1 September 2020 08:43 WIB
Pengamat Militer dan Intelijen Dr. Susaningtyas Kertopati (Foto: Istimewa)
Pengamat Militer dan Intelijen Dr. Susaningtyas Kertopati (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Bentrokan antaraparat di Indonesia memang cukup unik. Penelitian di berbagai negara boleh dikatakan hampir tidak pernah terjadi bentrokan antaraparat, bahkan di negara-negara yang tingkat peradaban dan tingkat kesejahteraannya di bawah Indonesia.

Penelitian seperti ini menunjukkan bahwa persoalan kecemburuan sosial antaraparat akibat perbedaan tingkat kesejahteraan, atau perbedaan status sosial di masyarakat, atau kebanggaan satuan yang berlebihan ternyata tidak terbukti. Penelitian-penelitian tersebut justru tidak pernah dilakukan oleh instansi-instansi yang aparatnya bentrok. Kalau pun toh ada, tidak pernah dijadikan dasar evaluasi pembinaan personel. Apalagi dipublikasikan kepada masyarakat luas. Penelitian tersebut sebenarnya bisa dilakukan sebagai bagian bukti transparansi dan kepercayaan publik.

Sangat penting bagi masyarakat Indonesia melihat aparatnya betul-betul mengayomi. Tidak sekadar jargon. Ketika bentrokan terjadi, acap kali dilihat sebagai "kenakalan" oknum dan dengan mudah diselesaikan hanya dengan jabatan antara dua komandan dilanjutkan main voli bersama.

Baca juga : Perpres 73 Tingkatkan Efisiensi Penyampaian Informasi Intelijen ke Presiden

Beberapa akademisi dituntut untuk lebih mencermati lebih mendalam fenomena sosial yang terjadi. Karena bentrokan antaraparat diyakini dapat memengaruhi cara berpikir masyarakat.

Hipotesisnya bisa saja ada persoalan yang mendasar di dalam norma dan nilai-nilai yang dipegang teguh oleh dua kesatuan tersebut. Bisa juga rebutan identitas nasional, karena sama-sama merasa Bhayangkara Negara.

Sejak ratusan tahun, di Indonesia hanya dikenal ksatria sebagai Bhayangkara Negara. Tapi, begitu mengadopsi sistem nilai dari luar, kita semua dipaksa harus membedakan status Militer dan Polisi. Sudah saatnya ada langkah yang jitu untuk menyelesaikan persoalan sosio-psikologi ini pada porsi yang seharusnya.

Baca juga : Calon Kapolri Harus Tanggap Ancaman Disintegrasi Bangsa

Peristiwa Ciracas bukan hal baru. Pada waktu yang lalu pun, beberapa kali hal yang sama di berbagai daerah. Setiap saat ada kejadian dianggap selesai saat Panglima TNI dan Kapolri berfoto bersama, sementara prajurit antar-Matra sudah berolahraga bersama.

Komunikasi organisasi secara vertikal maupun horizontal harus dibenahi sehingga kebijakan dapat dipahami dihayati dilaksanakan dengan hati ikhlas. Bukan hanya dihafal saja. 

Harus ada suatu perbaikan terhadap literasi yang dibaca oleh prajurit TNI/Polri semua tingkatan. Agar tidak mudah percaya hoaks maupun berita Post Truth (suatu upaya pembenaran bagi hal yang belum tentu benar).

Baca juga : Rakyat Merdeka Jujur, Bikin Kaget

Hal yang penting dilakukan adalah TNI-Polri mengadakan riset terkait masalah pertikaian antar-Matra/Institusi yang berulang terus ini. Harus disegerakan TNI maupun Polri mengadakan riset/penelitian terkait hal ini yang terus berulang. Agar akar permasalahan/embrio masalah dapat diketahui. Hasil penelitian dapat digunakan untuk mengoreksi regulasi bila diperlukan. 
 
Hendaknya kita pun melakukan Pulbaket (pengumpulan bahan keterangan dalam giat intelijen) yang mendalam. Bukan melihat parsial dan kejadian semata saja. Perjalanan konflik ini harus kita urut, karena tidak ada peristiwa yang mendadak. Jika kita hanya melihat dinamika versus antar-institusi saja maka tidak bisa membaca embrio permasalahan. Ini kan bisa saja merupakan impact dari situasi berkembang atau banyak sebab musabab lain. Bisa saja pelaku hanya kepanjangan tangan dari pihak yang punya kepentingan untuk meledakkan kekacauan sehingga menghancurkan citra pihak lain. Banyak variabel pengukur dalam penyelidikan kasus harus masuk sebagai indikator.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.