Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian menegaskan, tidak pernah meminta meniadakan, apalagi melarang peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW pada libur panjang pekan mendatang, sebagaimana diberitakan beberapa media belakangan ini.
Kemendagri menyayangkan pemberitaan yang keliru karena tidak mencerminkan pesan yang disampaikan pada konferensi pers seusai rapat terbatas di Istana Negara, Senin (19/10/2020), yang menjadi sumber pemberitaan tersebut.
Penegasan ini disampaikan oleh Direktur Jenderal Administrasi Kewilayahan Kementerian Dalam Negeri, Safrizal ZA, dalam keterangan tertulis hari ini (21/10/2020).
"Pada konferensi pers, Mendagri dengan Menko PMK dan Menteri Kesehatan, Mendagri menyampaikan imbauan agar selama libur panjang, masyarakat tidak mengunjungi tempat-tempat yang mengakibatkan kerumunan, seperti tempat wisata. Bukan melarang perayaan Maulid Nabi," kata Safrizal.
Baca juga : Sinergi PGN Dan Kebijakan Pemerintah, Dukung Pemulihan Ekonomi Nasional
Mendagri menyampaikan imbauan tersebut, lanjutnya, berkaca dari pengalaman pada hari-hari libur sebelumnya, yang menyebabkan terjadinya mobilitas masyarakat yang tinggi dari satu tempat ke tempat lain.
"Pergerakan ini bisa menimbulkan media penularan. Karena itu, perlu diwaspadai bersama, agar liburan ini tidak menjadi media penularan," kata Safrizal mengutip pernyataan Mendagri.
Lebih jauh, terkait tradisi peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW, menurutnya, penelusuran terhadap rekaman video konperensi pers menunjukkan, Mendagri tidak pernah mengeluarkan pernyataan larangan.
Pada konferensi pers tersebut, lanjutnya, Mendagri menyatakan menghormati tradisi-tradisi yang ada di tengah masyarakat. Namun karena situasi pandemi Covid-19 saat ini, Mendagri meminta agar kegiatan yang berkaitan dengan liburan panjang, termasuk dengan kegiatan yang berhubungan dengan tradisi dan budaya, dilaksanakan dengan memperhatikan pembatasan terhadap kerumunan.
Baca juga : Pevita Pearce, Liburan Bareng Mantan Maudy
Untuk itu, Mendagri meminta agar Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkompinda) di daerah, menjalin komunikasi sungguh-sungguh dengan para pemangku kepentingan, agar mencari upaya menghindari kerumunan yang masif. Di antara alternatif solusi yang ditawarkan ialah, pembatasan pengunjung tempat-tempat wisata, sehingga tidak melebihi kapasitas 50 persen.
Lebih jauh Safrizal menegaskan, pesan utama Mendagri dalam konperensi pers adalah meminta kepala daerah dan Forkompinda bergerak cepat menghidupkan mekanisme penanganan daerah masing-masing dalam pencegahan Covid-19 sesuai dengan local wisdom.
Dengan demikian, program-program masyarakat di level bawah, seperti program Kampung dan Kelurahan Tangguh, dapat digerakkan. Sehingga masyarakat menaati protokol kesehatan dan menghindari bepergian ke luar kota, bila tidak ada kepentingan yang mendesak.
Di samping itu, dia juga menghimbau agar dalam peringatan Maulid Nabi tetap memperhatikan protokol kesehatan, pakai masker, jaga jarak, sehingga tidak menyebabkan penularan.
Baca juga : Muhadjir: Tak Ada Acara Seremoni Pembukaan Di Piala Dunia U-20
Mendagri juga meminta, karena prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Indonesia akan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi. Karena itu, liburan panjang juga dimanfaatkan agar bersiaga dan menyiapkan diri dan lingkungan menghadapi potensi ini. [DIR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya