Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Soal Pilkada Ditunda

Wapres Komen, Jubir Luruskan

Jumat, 23 Oktober 2020 06:04 WIB
Wakil Presiden Ma`ruf Amin (Foto: Twitter @Kiyai_MarufAmin)
Wakil Presiden Ma`ruf Amin (Foto: Twitter @Kiyai_MarufAmin)

RM.id  Rakyat Merdeka - Entah keceplosan atau memang sengaja, Wakil Presiden Ma'ruf Amin bilang: "lebih baik Pilkada ditunda." Pernyataan ini bikin heran banyak pihak, karena bertolak belakang dengan kebijakan Presiden Jokowi yang memutuskan Pilkada 9 Desember 2020 tetap lanjut. Tak ingin pernyataan Kiai Ma’ruf itu digoreng-goreng, Juru Bicara Wapres, Masduki Baidlowi, buru-buru meluruskan. 

Pernyataan Wapres itu meluncur saat diwawancarai secara virtual oleh Najwa Shihab, Selasa (20/10). Wawancara tersebut untuk program Catatan Najwa berjudul “Eksklusif: Ma'ruf Amin Soal Wapres Yang Terlupakan” yang tayang di YouTube Channel Najwa Shihab. Hingga pukul 21 tadi malam, video wawancara itu sudah ditonton 780 ribu kali, dan dikomentari 8.700 orang.

Dalam video itu, Najwa dan Kiai Ma'ruf berdialog selama hampir 30 menit. Pertanyaan yang dilontarkan Najwa memang menarik. Tak heran, Kiai Ma’ruf terpancing menjawab pertanyaannya. Mulai dari pembagian tugas Presiden dan Wapres, keberadaan Wapres yang kerap absen di publik, sempat dua kali lupa disapa Presiden, kehalalan vaksin, penolakan UU Cipta Kerja, dan klimaksnya soal Pilkada. 

Baca juga : Stunting Di Tengah Covid-19, Wapres: Pemerintah Daerah Harus Inovatif

"Pak Wapres, ada yang menyambung-nyambungkan, Presiden dan Wapres bersikeras pilkadanya tidak ditunda karena ada kepentingan. Karena anaknya dan menantunya, menjadi pemain dalam Pilkada. Tanggapannya soal itu?" tanya Najwa. Tak perlu waktu lama, Kiai Ma'ruf langsung menjawab. "Saya kira sih, kalau saya sih, lebih baik ditunda," cetusnya.

Apa alasannya? Wapres RI ke-13 ini menyebut, bukan karena ada anak maupun menantu Presiden dan Wapres, tapi ketika Pilkada dilanjutkan, yang paling berkepentingan adalah calon petahana. Sementara, anaknya, Siti Nur Azizah, bukan sebagai petahana.

Sebetulnya, panjang lebar Kiai Ma'ruf bicara soal Pilkada dan anaknya. Tapi, yang viral yang soal "lebih baik Pilkada ditunda." Benarkah Kiai Ma'ruf ingin Pilkada ditunda? Jubir Wapres, Masduki Baidlowi memberi penjelasan.

Baca juga : Soal Denmark dan Asia Open, PBSI Masih Wait And See

Kata Cak Duki, begitu dia disapa, pernyataan Kiai Ma’ruf itu bukan setuju waktu Pilkada ditunda. Melainkan, ungkapan terhadap anaknya yang tengah ikut Pilkada di Tangsel. “Sesuai pertanyaan Najwa yang menyinggung hubungan Wapres dengan putrinya,” ucapnya.

Kata Cak Duki, selama ini Wapres selalu berpegang teguh pada prinsip netralitas. Sekalipun anaknya bertarung. Bukan hanya dirinya, pejabat negara dan PNS juga harus menjaga netralitas dalam Pilkada. 

"Najwa kan tanya, Wapres punya putri, kok dalam kondisi pandemi, sepertinya pemerintah memaksakan. Apakah ini karena Wapres punya putri mencalonkan diri, ataupun Pak Jokowi punya putra mencalonkan diri, kan begitu," jelasnya.

Baca juga : Sepinya Pilkada Depok

Dia memastikan, Kiai Ma’ruf tak akan ikut campur dalam pesta demokrasi yang diikuti Siti Nur Azizah. Bahkan, Kiai Ma’ruf tidak pernah menyinggung soal kampanye anaknya. Beda soal restu. Kalau urusan restu, pasti doa ayah kepada anaknya tak akan terputus.

"Putrinya yang mencalonkan diri memohonkan restu, ya Wapres merestui. Tapi, tidak lebih dari itu. Selama ini, hubungannya adalah hubungan anak-bapak. Hubungan dalam konteks kebebasan berpendapat, kebebasan berpolitik. Seorang ayah tidak mengganggu terhadap kebebasan putra atau putrinya melakukan aspirasi politik termasuk untuk mencalonkan. Wapres tidak mencampuri," tegas Cak Duki. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.