Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Deklarasi Di Jambi

KAMI Masih Hidup Tapi Langsung “Mati”

Sabtu, 31 Oktober 2020 06:46 WIB
Inilah deklarasi KAMI Jambi yang dibubarin polisi. (Foto: ist)
Inilah deklarasi KAMI Jambi yang dibubarin polisi. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Meski sejumlah petingginya di­tangkap Polisi, Koalisi Aksi Me­nyelamatkan Indonesia (KAMI) ter­nyata masih hidup. Kemarin, orga­nisasi besutan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo dan Din Syamsuddin itu menggelar deklarasi di Jambi. Tapi sayangnya, KAMI langsung dibikin “mati”. Acaranya dibubarin Polisi karena tak punya izin.

Deklarasi digelar di Sekretariat KAMI, di kawasan Simpang Pulai Jambi. Ada sekitar 30 orang yang mengikuti acara tersebut. Acara dijadwalkan berlangsung dua jam, dari pukul 14.00 WIB­16.00 WIB. Para petinggi KAMI; Din Syamsuddin dan Rochmat Wahab menghadiri acara ini secara virtual.

Ini deklarasi pertama KAMI usai beberapa petingginya, di antaranya Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, dan Anton Permana, ditangkap polisi atas tuduhan penyebaran berita bohong alias hoaks dan ujaran kebencian.

Acara deklarasi masih berjalan lancar ketika Din Syamsuddin menyampaikan sambutan. Namun, ketika giliran Rochmat Wahab menyampaikan sambutan, aparat kepolisian tiba-­tiba datang.

Baca juga : Serangan Udara Rusia Di Suriah, Pesan Langsung Untuk Turki

Petugas korps baju cokelat yang be­rada di pintu ruangan deklarasi disambut Presidium KAMI Jambi, Amrizal Ali Munir dan beberapa anggota KAMI. Dalam situasi itu, Rochmat Wahab tetap berbicara memberikan sambutan. Suaranya sempat tumpang tindih dengan suara peserta. Pekik ‘Merdeka’ beberapa kali terdengar.

Sementara Amrizal berupaya men­jelaskan kepada kepolisian. Dia ber­negosiasi, agar acara deklarasi tetap dilanjutkan. Setelah berdiskusi cukup alot, aparat kepolisian tetap meminta para aktivis KAMI membubarkan diri.

Usai pidato Rochmat Wahab, se­benarnya diagendakan pidato kebang­saan Presidium KAMI, Jenderal (purn) Gatot Nurmantyo. Gatot sudah online di aplikasi Zoom. Namun, karena dibubarkan, Gatot pun batal memberikan sambutannya.

“Gatot baru telepon Presidium Jambi dan kami menyepakati untuk menghentikan acara deklarasi, Kami tinggal potong tumpeng saja,” ujar Admin ruang Zoom Deklarasi KAMI di Jambi, Muhammad Usman, sambil memegang handphone yang digunakan untuk siaran langsung melalui Zoom.

Baca juga : Dilantik Jadi Emir Kuwait, Syekh Nawaf Siap Tanggung Jawab

Polisi akhirnya hanya mengizinkan panitia melangsungkan sesi terakhir dalam deklarasi itu, yaitu pemotongan tumpeng. Amrizal bersama anggota KAMI lainnya kemudian melontarkan takbir tiga kali sebelum akhirnya memotong tumpeng.

Apa tanggapan petinggi KAMI? Din Syamsuddin mengatakan, semakin besar halangan dan ancaman terhadap KAMI, justru akan semakin memacu semangat rekan­-rekannya berjuang bagi bangsa “Saya sering katakan, perjuangan ini dalam istilah bahasa Inggris, we are on the point of no return, perjuangan tidak ada titik kembali,” ujar Din.

Deklarasi KAMI di Jambi yang tetap berjalan dengan terbatas usai diminta bubar polisi, kata Din, menjadi bukti semangat pejuang-­pejuang KAMI tidak kendur. “Ancaman, halangan, hambatan tidaklah kendurkan se­mangat kita untuk berjuang,” tegas dia.

Menanggapi hal ini, Pengamat Politik Universitas Paramadina, Hendri Satrio menyarankan, KAMI untuk menahan diri. “KAMI juga harus bisa lihat situasi. Semua harus dipenuhi, izin harus dipenuhi, protokol kesehatan juga. Tahan diri kalau menang tak dapat izin, deklarasi bisa lewat online,” ujarnya kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Harga Listrik EBT Masih Cukup Tinggi

Pendiri lembaga survei KedaiKOPI ini juga menyarankan aparat kepolisian agar tak terus membubarkan acara KAMI. “KAMI malah nanti makin sehat karena itu jadi kaya vitamin buat mereka,” imbuhnya.

Warganet pun menyebut, KAMI masih hidup, tapi langsung mati. “Wah, KAMI masih hidup, tapi langsung “mati”, deklarasinya di Jambi dibubarkan, duh,” cuit @fathurdoaibu. Akun @DoktrinWabah juga meledek Gatot. “Sepertinya profesi pak Gatot benar benar Gatot, gagal total, dan sebaiknya tidak diberi ruang gerak pada kelompok merusak Indonesia,” kicau dia. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.