Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tolak Rencana Kenaikan Cukai, Petani Tembakau Mau Aksi Sampai Nginap Di Jakarta

Jumat, 13 November 2020 13:55 WIB
Pita cukai/Ilustrasi (Foto: Istimewa)
Pita cukai/Ilustrasi (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Asosiasi Petani Tembakau Indonesia (APTI) berniat menemui Presiden Jokowi untuk minta membatalkan rencana kenaikan cukai rokok. Jika tetap naik, ribuan anggotanya bakal menginap, sampai permintaanya dikabulkan. 

Ketua APTI Jawa Barat Suryana mengatakan, petani masih kecewa atas kenaikan cukai dan harga jual eceran (HJE) sebesar 23 dan 35 persen tahun lalu. Kenaikan itu membuat pendapatan petani turun. Penderitaan kian bertambah berat lantaran pandemi dan resesi ekonomi. Dia menyebut, petani akan semakin menderita jika pemerintah tetap menaikkan cukai rokok tahun depan.

Suryana mengatakan, ribuan petani yang tergabung dalam APTI siap bertolak ke Jakarta untuk menemui Presiden. Dia mengklaim, saat Pilpres 2014 dan 2019, APTI merupakan pihak yang mendukung Jokowi. Karena itu, dia pede permintaan untuk membatalkan kenaikan cukai rokok pasti akan dikabulkan.

Baca juga : Vaksin Gratis Cuma Buat 60 Juta Orang

"Anggota masyarakat petani tembakau dari berbagai kabupaten/kota siap berdemo di Jakarta dengan biaya sendiri. Kami siap menginap di Jakarta, jika pemerintah tidak mendengar keluhan kami, dengan tetap menaikan cukai rokok,” ungkap Suryana, Jumat (13/11).

Menurutnya, pemerintah sepantasnya berpihak pada kepentingan nasional dan petani. Mengingat, kontribusi Industri Hasil Tembakau (IHT) cukup besar bagi negara. Selain juga, petani terus menderita. Mulai dari kelangkaan pupuk sampai penjualan hasil panen yang sepi.

Ketua APTI Nusa Tenggara Barat Sahminudin menjelaskan, setiap 1 persen kenaikan cukai menyebabkan 1,2 miliar batang rokok tak laku. Catatannya, sejak kenaikan cukai 2019 dan pandemi Covid-19, ada 60 miliar batang rokok tak terjual. Sehingga, akan lebih banyak lagi yang tidak terserap pasar kalau pemerintah tetap menaikkan cukai tahun depan.

Baca juga : Rokhmin Paparkan Strategi Pengembangan Minapolitan Di Dumai

"Itu berarti akan semakin banyak tembakau petani yang tidak bisa dibeli produsen rokok. Petani cukai semakin menderita, industri rokok juga. Nah kalau industri rokok mengurangi jumlah produksinya, pendapatan negara dari cukai rokok juga akan berkurang jauh," ulas Sahminudin.

Dia mengapresiasi Kementerian Perindustrian yang memahami kondisi petani. Bahkan, kementerian yang dipimpin Agus Gumiwang Kartasasmita itu juga menolak kenaikan cukai rokok tahun depan. 

Sementara itu, Ketua Dewan Pimpinan Nasional APTI Agus Pamudji mendengar bahwa pemerintah akan tetap menaikkan cukai rokok 15 persen tahun depan. "Jika pemerintah memaksakan kenaikan cukai lebih dari 5 persen pada 2021, akan berdampak luar biasa bagi keberlangsungan ekonomi petani tembakau. Hal itu dikarenakan pihak industri akan menekan penjualan rokok dan pembelian tembakau karena daya jual semakin menurun," duga Agus.

Baca juga : Dituding Politis, Panitia Muktamar PPP Diributin

Ketua APTI Jawa Tengah Nurtantio Wisnu Broto memastikan, anggotanya bakal diboyong ke Jakarta kalau cukai tetap naik. "Desakan untuk melaksanakan aksi ke Istana Presiden ini sebenarnya pilihan berat bagi kami. Karena saat Pilpres kemarin kami adalah pendukung setia Bapak Joko Widodo, dengan membuktikan hampir di seluruh wilayah sentra tembakau kita memperoleh kemenangan di atas 70 persen," bebernya.

Rencananya, dari Jawa Tengah (Jateng), yang bertolak ke Jakarta merupakan petani dari Temanggung, Magelang, Demak, Rembang, Boyolali, Purwodadi, dan sentra-sentra tembakau lainnya. Dari luar Jateng akan hadir perwakilan petani dari Jawa Timur, Jawa Barat, NTB, dan Lampung.

"Pemerintah harus berkaca pada kejadian kali ini. Kami akan bertolak ke Jakarta untuk menemui Presiden agar bisa diajak musyawarah. Kami hargai pemerintah tetap menerapkan protokol kesehatan.  Bagaimanapun petani tembakau memiliki hak untuk bersuara dan berpendapat," pungkasnya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.