Dark/Light Mode

Tak Seperti Mallarangeng Di Era SBY, Beda Dengan Johan Budi Saat Di KPK

Fadjroel Jubir Apa `Jutwit`

Senin, 16 November 2020 07:30 WIB
Jubir Presiden Fadjroel Rachman (Foto: Istimewa)
Jubir Presiden Fadjroel Rachman (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Menurut dia, tak masalah jika Moeldoko yang mengambil peran jubir. Persoalannya apakah Moeldoko siap dengan tugas sebagai jubir juga mengurusi urusan lain. "Apakah KSP bisa fill time. Saya khawatir keberatan beban. Kedodoran juga. Karena tugas jubir itu harus full time 24 jam. Tapi, tentu itu pilihan Presiden," ujarnya. 

Johan Budi, yang pernah menjadi Jubir Presiden Jokowi periode pertama, ikut membagikan pengalamannya. Johan mulai bertugas di Istana awal 2016 sampai 2019. Saat itu, ia diminta langsung Jokowi sebagai jubir. "Tugas saya saat itu menyampaikan apa yang dilakukan dan sikap Presiden kepada publik," kata Johan, saat dikontak, tadi malam. 

Saat itu, jabatan formal Johan adalah Staf Khusus Presiden bidang Komunikasi. Tapi, tugasnya sebagai Jubir Presiden.

Baca juga : Umat Kristen Irak Luar Biasa

Di awal tugasnya, Johan selalu mendampingi Jokowi saat melakukan kunjungan kerja. Ia juga biasa berdiri di samping Jokowi saat memberikan keterangan pers dan memberikan konfirmasi lanjutan kepada media. "Saya juga sering mendampingi Presiden saat ada wawancara khusus dengan media," kenang Johan, yang kini jadi politisi PDIP. 

Pernah ditegur Jokowi karena memberikan pernyataan keliru? Dia bilang, sepanjang bertugas di Istana, ia tak pernah ditegur. Malah, Jokowi sering mengarahkan media untuk bertanya kepadanya. "Pak Jokowi selalu bilang, dia memberikan pernyataan singkat saja. ‘Untuk yang panjang, ke Jubir saja’," kata Johan menirukan omongan Jokowi.

Menurut dia, kunci keberhasilannya adalah kepercayaan yang diberikan Jokowi dan mendapat akses untuk bertanya. Selain itu, ia tidak pernah mendahului sikap Presiden. Kalau ada pertanyaan yang tak bisa dia jawab, Johan bertanya dulu ke Jokowi. "Kalau ada yang belum jelas, saya tanyakan dulu. Lalu saya menyampaikan ke media," ujarnya. 

Baca juga : Di Era Amran, Swasembada Pangan Bukan Sekadar Retorika

Johan bercerita, suatu kali pernah mengontak Jokowi yang saat itu sedang melakukan kunjungan ke Amerika Serikat. Ia mengontak untuk meminta arahan soal sikap Presiden terkait RUU KPK tahun 2017 yang ramai diperbincangkan. "Saat itu Pak Jokowi bilang, revisi Undang-Undang KPK belum perlu. Setelah mendapat kepastian, saya baru berani bicara," ucapnya. 

Melihat bedanya peran Jubir Presiden saat dipegang Andi Mallarangeng dan Johan Budi, membuat Fadjroel banyak diledek. Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Jakarta Adi Prayitno menyebut, Fadjroel selama ini jarang muncul di depan publik untuk menjelaskan sikap-sikap Presiden Jokowi. 

"Jubir sekarang jarang nongol. Jarang kelihatan. Tidak pernah menjalankan fungsi-fungsi jubir. Malah sepertinya jadi jubir medsos. Akibatnya, ngomong salah nggak ngomong makin salah," kata Adi, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam. 

Baca juga : Tersangka Kasus Jiwasraya Simpan Aset Di Luar Negeri

Warganet ikut menyoroti persoalan ini. Akun @yonowlah menyebut, Jubir Presiden saat ini benar-benar gagal, sampai tidak dianggap sebagai pihak yang mewakili Istana. Dia pun memandang itu pantas, lantaran Fadjroel sering berbicara lain dari yang dibicarakan Jokowi. "Beda jauh dengan jubir-jubir presiden sebelumnya," kicaunya. 

Akun @imanlagi melihat, Fadjroel terlalu sering ngetwit. Kicauannya pun dinilai banyak kekurangan. Kebanyakan tagar, tak paham dasar-dasar menulis dan pernah blunder fatal saat mendeklarasikan darurat sipil. "Luar biasa memang bung satu ini," kicaunya. Akun @jam1hrp ikut menimpali. "Dia kan jubir (juru bicara) Bukan jutwit (juru ngetwit)," ujarnya, mengomentari seringnya Fadjroel berkicau daripada berbicara kepada wartawan. 

Dalam sehari kemarin, Fadjroel melepaskan 18 kicauan. Artinya, hampir tiap jam, ia melepaskan satu kicauan. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.