Dark/Light Mode

Hindari Kesalahpahaman

Komunikasi Politik Polri Harus Baik

Kamis, 10 Desember 2020 08:37 WIB
Pengamat intelijen Susaningtyas Kertopati (Foto: Istimewa)
Pengamat intelijen Susaningtyas Kertopati (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pengamat intelijen Susaningtyas Kertopati ikut memberi pandangan atas kasus penembakan terhadap enam anggota Langkar Front Pembela Islam (FPI) oleh anggota Polisi. Menurutnya, peristiwa ini tidak berdiri sendiri. 

“Kita harus melihat, yang terjadi saat ini adalah suatu kondisi sebab akibat. Dari awal, jika MRS (Muhammad Rizieq Shihab) tidak membiarkan pengikutnya melakukan kerumunan di tengah situasi pandemi Covid-19, maka tidak akan ada reaksi dari aparat, baik Polri maupun TNI,” terang perempuan yang akrab disapa Nuning ini. 

Baca juga : Daripada Waswas, Baiknya Liburan Panjang Dipangkas

Menurut Nuning, seharusnya Rizieq kooperatif memenuhi panggilan Polri dalam pemeriksaan dugaan pelanggaran protokol kesehatan dalam rangkaian kegiatan yang dilakukan seusai pulang ke Tanah Air. Termasuk kasus-kasus lain yang belum selesai yang juga melibatkan dirinya sebelum pergi ke Arab Saudi.

Untuk Polri, Nuning meminta melakukan evaluasi pemakaian senjata api oleh anggotanya. “Bila betul senjata-senjata yang ditunjukkan Kapolda Metro Jaya dan Pangdam Jaya adalah senjata milik anggota FPI, maka pembelaan Polri atas jiwa anggotanya yang terancam bisa diterima,” ucap peraih gelar doktor bidang intelijen tersebut.

Baca juga : Suka Cita Warga Desa Nanga Kayan Nikmati Listrik 24 Jam

Mantan anggota Komisi I DPR ini menambahkan, TNI dan Polri juga harus memiliki pembacaan dalam konteks intelijen bahwa yang terjadi ini siapa tahu 'tes ombak atau test the water' untuk suatu aksi perlawanan yang lebih besar dan membahayakan persatuan kesatuan bangsa. Oleh karena itu, penanganannya harus tegas, jangan tanggung, dan sedapat mungkin terukur. “Negara tidak boleh kalah dengan premanisme!” tegasnya.

Nuning melihat, yang dilakukan Polri selama ini sudah sesuai dengan hukum. Hanya saja, ada sedikit masalah dalam komunikasi. “Komunikasi politik dalam menyelesaikan masalah ini juga harus baik, sehingga tidak ada kesalahpahaman. Karena, tidak semua publik paham hukum,” tutupnya. [USU]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.