Dark/Light Mode

Kasus Uang Kemah Rp 2 Miliar

Suami Digoyang, Istri Melawan

Minggu, 25 November 2018 05:18 WIB
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak. (Foto: IG @dahnil_anzar_simanjuntak)
Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah, Dahnil Anzar Simanjuntak. (Foto: IG @dahnil_anzar_simanjuntak)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketum PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Azhar Simanjuntak tersandung kasus dugaan penyimpangan anggaran kegiatan kemah dan apel Pemuda Islam Indonesia, yang digelar Kemenpora tahun 2017. Polisi menduga ada mark up dari Rp 2 miliar yang diberikan Kemenpora kepada organisasi itu. Tak terima suaminya digoyang, istri Dahnil melawan.

Istri Dahnil, Heni Novitasari, mengklarifikasi soal kasus yang menyeret suaminya lewat aplikasi pesan Whatsapp. Dia menjelaskan, September 2017,  Menpora Imam Nahrawi mengundang Pemuda Muhammadiyah datang ke kantornya. Dahnil sebagai Ketum organisasi itu pun datang. Tiba di sana, sudah ada Ketua GP Ansor. Menurut dia, Menpora mengajak Pemuda Muhammadiyah dan GP Ansor membuat acara gabungan. Tujuannya, meredam isu-isu yang berkembang saat itu. Di antaranya, pemerintahan Jokowi anti Islam, kriminalisasi agama, PKI dan sebagainya.

Atas saran Pengurus PP Muhammadiyah dan para anggota Pemuda Muhammadiyah, tawaran itu diterima. Ditunjuklah Ahmad Fanani sebagai ketua panitia. Dalam acara itu, Menpora berikan dana Rp 2 miliar untuk Pemuda Muhammadiyah, dan Rp 3 miliar untuk GP Ansor. Rp 2 miliar yang diberikan ke Pemuda Muhammadiyah itu, masuk ke rekening Pemuda Muhammadiyah. "Ya ke rekening Pemuda Muhammadiyah, bukan ke rekening Dahnil Anzar, Ahmad Fanani," tegas Heni.

Baca juga : KPK Bakal Usut Uang Rp1 Miliar dari Samin Tan Untuk Eni Saragih

Uang itu digunakan sepenuhnya untuk kegiatan acara kemping. Heni mengklaim, ada bukti-buktinya. "Kalau mau lihat sini, main ke kantor Pemuda Muhammadiyah," ujarnya. Heni heran bila hal itu tiba-tiba menjadi masalah. "Seharusnya, Menpora yang muncul dan bertanggung jawab atas dana yang dikeluarkan. Bukan Pemuda Muhammadiyah. Kenapa Pemuda Muhammadiyah yang disoroti? Toh kapasitas Pemuda Muhammadiyah saat itu diajak, dan Pemuda Muhammadiyah telah membantu pemerintah untuk meredam isu-isu itu," keluh Heni.

Parahnya lagi, media membuat framing negatif dengan membuat judul "Dahnil Anzar Telah Korupsi", tanpa ber-tabayyun dulu. Isu ini pun digoreng relawan Jokowi, Projo. Kini, uang itu sudah dikembalikan oleh panitia, bukan Dahnil. "Suami saya nggak ada urusan dengan uang itu. Kenapa dikembalikan? Karena ini masalah harga diri Pemuda Muhammadiyah," tegas Heni.

Dengan pengembalian uang itu, artinya Pemuda Muhammadiyah membiayai sendiri kemah akbar itu. "Buat Muhammadiyah, uang Rp 2 miliar itu kecil tak perlu ngemis-ngemis," tegasnya. Menurut Heni, selama ini suaminya kerap mendapat iming-iming dan tawaran menggiurkan. Jika Dahnil gila jabatan atau uang, tentu tawaran itu sudah diambil. "Tapi buat suami saya, integritas tidak bisa dibeli oleh apa pun. Buat kita, kita nggak takut miskin karena Allah yang mencukupkan, kita nggak takut nggak dapat jabatan, karena jabatan hanya amanah," tegas Heni lagi.

Baca juga : Kyai Ma’ruf Digoyang Tunanetra

Dijelaskan, selama menjadi Ketum Pemuda Muhammadiyah, Dahnil tidak pernah mencari makan dan mencari keuntungan di situ. "Kalian bisa cek laporan keuangan Pemuda Muhammadiyah, dana yang masuk dan keluar. Itu murni untuk kegiatan Pemuda Muhammadiyah," ujar Heni. Dahnil, juga disebutnya sangat menjaga istri dan anak-anaknya, untuk tidak makan dari uang-uang yang diberikan atas nama Pemuda Muhammadiyah. Dia mengingat, saat avara Tanwir di Hotel Narita, Tangerang yang dihadiri Jokowi, Dahnil mengajak keluarganya makan siang di warung luar hotel. "Suami tak mengizinkan saya dan anak-anak untuk makan di hotel. Suami saya mengajarkan saya dan anak-anak, untuk tidak aji mumpung. Jangankan kami menginap di hotel itu. Untuk makan aja, saya dan anak-anak dilarang suami," beber Heni.

Dia pun menantang siapa yang telah membuat status, berkomentar menyebar fitnah untuk "ngopi romantis di meja hijau". "Silakan bawa bukti-buktinya. Kami ikhlas, suami kami berjuang dakwah menghabiskan waktu penuh di Pemuda Muhammadiyah tanpa gaji dan sebagainya. Tapi jika kalian menebar fitnah atas suami-suami kami, kami tidak tinggal diam lho," tutupnya.

Sementara, Polda Metro Jaya memeriksa Dahnil, Jumat (23/11). Dia diperiksa bersama Ketua Panitia Kegiatan dari Muhammadiyah, Ahmad Fanani. Korps baju coklat menduga ada penggelembungan dalam laporan pertanggungjawaban (LPJ) dana kegiatan tersebut. Direktur Kriminal Khusus Polda Metro Jaya, Kombes Adi Deriyan menyatakan, mereka menemukan penggunaan anggaran yang tidak sesuai fakta. "Kemudian laporan pertanggungjawabannya itu di-mark up," tuturnya, kemarin.

Baca juga : Duo Neneng Kembalikan Rp 3 Miliar & Sing$ 90

Nah, polisi memeriksa Dahnil dalam kasus ini, karena dia adalah salah satu pihak yang menandatangani laporan pertanggungjawaban LPJ proposal yang diajukan PP Muhammadiyah untuk acara. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.