Dark/Light Mode

Kyai Ma’ruf Digoyang Tunanetra

Rabu, 14 November 2018 11:48 WIB
KH Maruf Amin (Foto: IG @khmarufamin)
KH Maruf Amin (Foto: IG @khmarufamin)

RM.id  Rakyat Merdeka - Omongan Cawapres Ma’ruf Amin soal “buta dan budek” dianggap sudah menyinggung para penyandang disabilitas. Ketua MUI itu pun dituntut meminta maaf oleh puluhan organisasi tunanetra. Namun Ma’ruf masih keukeuh merasa nggak salah. 

Ma'ruf jadi sorotan gara-gara omongannya soal buta dan budek. Dia menyindir, bahwa hanya orang yang buta dan budek, yang tak bisa melihat prestasi Jokowi selama ini. Hal itu diungkapkan Ma’ruf saat memberikan sambutan di Festival Indonesia Bernyanyi Laskar Rakyat Jokowi, Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Sabtu (10/11). Tak disangka, omongan sang kyai kemudian dipersoalkan.

Senin (12/11) lalu, sejumlah organisasi disabilitas menuntut Ma’ruf meminta maaf. Sekretaris Forum Tunanetra Menggugat Yudi Yusfar mengatakan, pernyataan Ma'ruf itu sangat tendensius dan mendiskreditkan kaum tunanetra. Sebanyak 23 organisasi tunanetra se-Indonesia merasa terganggu dengan pernyataan itu.
 
Forum Tunanetra Menggugat tersebut menuntut Ma'ruf meminta maaf secara terbuka, selambat-lambatnya dalam waktu 10 hari sejak Senin 12 November 2018. Jika tak juga meminta maaf, kalangan disabilitas netra akan melakukan langkah-langkah lebih lanjut. Forum Tunanetra Menggugat, kata Yudi, sangat menyesalkan pernyataan Ma'ruf karena dapat menimbulkan konotasi yang negatif dari masyarakat terhadap penyandang disabilitas. Khususnya kalangan disabilitas netra dan tunarungu atau disabilitas wicara.

Baca juga : KH. Ma’ruf Amin Doakan Timnas di AFF 2018

Lalu bagaimana tanggapan Ma’ruf? Ketua MUI ini merasa tak salah. Dia bilang, pernyataannya tak menyinggung fisik. "Itu kan salah paham. Yang saya maksud buta itu bukan buta mata, bukan budek telinga tapi buta hati. Matanya nggak buta, jadi nggak ada hubungannya dengan fisik ya," kata Ma'ruf di kediamannya di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat, kemarin. Karena itu, menurut Ma'ruf tidak relevan jika pernyataan tersebut digugat. Sebab pernyataannya tak menyinggung fisik siapapun.

"Makanya dalam Alquran ada ungkapan summun bukmun umyun, lah itu emang kata Quran: bisu budeg buta. Apa mereka tersinggung dengan ungkapan Alquran? Nggak kan? Sebab yang dimaksud itu bukan fisik tapi hatinya. Jadi nggak ada kaitannya," papar Ma'ruf.

Ia mengaku tak mempermasalahkan dengan gugatan tersebut. Sebab dirinya memang tak menyinggung soal fisik. Ia mencontohkan lagu "Buta Tuli" milik Raja Dangdut Rhoma Irama. “Jangan keliru, itu sama dengan nyanyiannya si Rhoma Irama buat hati budek hatinya," tandasnya.

Baca juga : Zumi Zola Dituntut 8 Tahun Penjara

Jubir Prabowo-Sandi Suhud Alynudin geleng-geleng kepala dengan sikap Ma’ruf tersebut. Dia bilang, sebagai ulama besar, seharusnya Ma'ruf memahami bagaimana menyikapi pihak yang merasa tersinggung atas diksi tersebut. Suhud mengatakan, dengan adanya tuntutan dari Forum Tunanetra Menggugat, Maruf harusnya bisa mengambil pelajaran. Di mana Ma'ruf harus lebih berhati-hati dalam penggunaan diksi.

“Saya kira Kyai Ma’ruf dan semua elit politik harus berhati-hati dalam menggunakan diksi, agar tidak menyinggung pihak lain," kata Suhud, kemarin. “Beliau lebih paham soal itu. Sebaiknya, kampanye fokus pada penyelesaian persoalan bangsa, seperti masalah ekonomi," pungkasnya

Bandingkan dengan Sandiaga Uno yang sebelumnya sempat disorot gara-gara dianggap melangkahi makam pendiri Nahdlatul Ulama (NU) KH Bisri Syansuri. Dituntut meminta maaf, cawapres Prabowo ini pun sigap menghaturkan maafnya. “Saya harus berani mengambil risiko bahwa ini kesalahan dari saya," kata Sandi, kemarin. “Saya minta maaf dari lubuk hati yang paling dalam," imbuhnya. Urusan kelar. [BCG]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.