Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Efek Jangka Panjang Covid-19 Bisa Ganggu Kehidupan
Terapkan Selalu 3M Deh Biar Nggak Kena Corona
Sabtu, 19 Desember 2020 05:39 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Efek jangka panjang (Long Covid) bisa dirasakan pasien Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh hingga berminggu-minggu. Bahkan, berbulan-bulan.
LAWANCOVID19_ID mengunggah meme berisi data dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) yang menyebut pasien Covid-19 dapat mengalami dampak jangka panjang. Seperti batuk dan nyeri sendi.
“CDC juga mencatat laporan dampak jangka panjang serius yang mempengaruhi sistem organ tubuh secara berbeda-beda. Berbagai dampak jangka panjang ini masih akan terus diteliti,” tulus Lawancovid19_id dalam caption-nya.
Ketua Departemen Pulmunologi dan Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan, dr Agus Dwi Susanto menjelaskan, Long Covid- 19 bukanlah virus yang tersisa. Lebih tepatnya, gejala sisa yang muncul pasca sembuh dari Covid-19.
Dia mengatakan, gejala penderita Long Covid bervariasi. Paling banyak adalah kelelahan kronik, sesak napas atau napas berat, gejala berdebar terkait jantung, nyeri sendi, nyeri otot termasuk ada gangguan psikologis. “Termasuk depresi pasca Covid-19,” kata Agus.
Dokter Spesialis Jantung RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, dr Isman Firdaus menuturkan, dampak Covid-19 ada tiga prinsip dasar. Yaitu hypoxia atau penurunan kadar oksigen dalam darah, peradangan dan trombosis atau pembekuan darah.
Baca juga : Satgas Covid-19 Minta Pemerintah Daerah Screening Pelaku Perjalanan
“Terdapat tiga fase ketika orang menderita Covid-19. Yaitu fase viral, di mana ketika virusnya masuk dan berkembang dalam tubuh. Ketika pasien diberikan obat, akan terjadi gangguan listrik jantung,” ungkapnya.
Ada pula fase inflamasi atau peradangan. Pada fase ini, terjadi proses peradangan di paru-paru yang menyebabkan kadar oksigen di dalam paru berkurang. Kekurangan kadar oksigen atau hypoxia dapat mempengaruhi antara lain cidera pada jantung.
“Pompa jantung normal di atas 50 sampai 60 persen. Ketika terjadi hypoxia, pompa jantung menurun. Hypoxia juga menyebabkan pembuluh darah menyusut terutama di paru-paru, sehingga kerja jantung kanan berkurang,” jelas Isman.
Dia menambahkan, fungsi jantung kanan yang berkurang mengakibatkan hypoxia berkepanjangan. “Kalau proses ini berlangsung lama pada pasien pasca perawatan Covid, maka butuh pemulihan,” kata Isman lagi.
Pakar Imunisasi, Elizabeth Jane Soepardi mengungkapkan, efek jangka panjang Covid- 19 masih terus diteliti oleh pakar kesehatan di seluruh dunia. “Jangan merasa bangga kena Covid lalu sembuh. Belum tentu. Orang yang pernah Covid-19, dunia pantau terus,” ujarnya.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19, dr Reisa Brotoasmoro pun mengingatkan adanya potensi fenomena Long Covid. Kata dia, meski dinyatakan sembuh, namun dampak kesehatan pada penderita bisa bertahan lama.
Baca juga : Doni: 16 Persen Masyarakat Masih Tak Percaya Corona
“Kondisi Long Covid-19, suatu gejala yang masih dialami penyintas,” katanya.
Reisa mengingatkan, penerapan protokol kesehatan merupakan tameng utama untuk mencegah penularan Covid-19. Bahkan, bila program vaksinasi mulai berjalan pun, protokol kesehatan tetap menjadi senjata utama untuk mencegah penularan infeksi virus Corona.
Netizen pun meminta warga tidak meremehkan Covid-19. Efek buruk akibat pernah terserang virus Corona bisa buruk terhadap tubuh. Bahkan, berbulan-bulan.
Drpriono1 mengatakan, efek jangka panjang Corona bisa menetap, dan mengganggu kualitas kehidupan. Dia pun mengingatkan, yang utama adalah sebisa mungkin tidak sampai terinfeksi. “Terapkan perilaku 3M,” katanya.
“Seandainya banyak orang Indonesia yang tahu efek jangka panjang setelah sembuh dari Covid-19. Sejauh ini, even kayak nyokap gue kalo dikasih tahu efek jangka panjang, bilangnya ‘Ah, itu perasaan aja. Padahal udah sembuh. Cuma dirasa-rasa’. Gak heran banyak yang abai. Yakin sembuh 100 persen tanpa efek apa-apa lagi,” tutur Prulin3.
Konan42012 mengaku sebagai penyintas Covid- 19 yang merasakan efek jangka panjang Corona. Hingga kini, dirinya masih kehilangan penciuman dan pengecap.
Baca juga : Tekan Penyebaran Covid-19, Jateng Siapkan Rumah Karantina Di 82 Lokasi
Jtuvanyx menjelaskan, menurut banyak dokter, sindrom Long Covid-19 bisa menimbulkan efek jangka panjang. Namun, kata dia, sepanjang penelusurannya bersama temen-temen penyintas, konteks keluhan tersebut terpusat seputar paru atau jantung, misalnya fibrosis atau myocarditis.
Efriadza mengakui, bahwa penyintas Covid-19 bisa merasakan paru kaku hingga masalah ginjal. Namun, dia menegaskan, tidak semua penyintas Covid-19 merasakan efek jangka panjang.
“Berarti masih bisa nularin dong?? No, no, no... Meski gejalanya masih dirasain, orang tersebut sudah gak infeksius kok. Berarti sudah gak nularin Covid-19 (beda cerita kalo terinfeksi lagi). Tapi mereka masih ngerasain efek jangka panjang si Covid-19 ini,” ungkap Indomysehat.
Solikin_cak mengungkapkan, laporan terkait efek jangka panjang akibat Covid-19 yang dialami pasien yang sudah sembuh sampai saat ini masih terus berdatangan. Mulai dari sesak napas hingga lelah berkepanjangan. [ASI]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya