Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Empat Hari Lagi Ganti Tahun, Setoran Pajak Masih Kurang 

Sri Mul Pusing Tujuh Keliling

Senin, 28 Desember 2020 07:00 WIB
Menteri Keuangan, Sri Mulyani. (Foto: Facebook)
Menteri Keuangan, Sri Mulyani. (Foto: Facebook)

RM.id  Rakyat Merdeka - Empat hari lagi, tahun 2020 berakhir. Di saat banyak orang bergembira menyambut tahun baru 2021, Menteri Keuangan, Sri Mulyani sepertinya pusing tujuh keliling karena setoran pajak masih kurang Rp 179 triliun. Dari target Rp 1.198,8 triliun, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) baru mengumpulkan Rp 1.019,56 triliun.

Kemenkeu mencatat, hingga 23 Desember, penerimaan pajak mencapai Rp 1.019,56 triliun. Angka tersebut 85,65 persen dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020. Realisasi penerimaan pajak itu mengalami peningkatan 8,45 persen dari capaian pada akhir November 2020 yang mencapai Rp 925,34 triliun.

“Penerimaan dari pajak, kepabeanan, cukai, dan penerimaan negara bukan pajak mengalami perubahan akibat tekanan yang besar,” kata Sri Mul.

Baca juga : Satu Tahun Kerja, Mentan Minta Pertajam Program Yang Sudah Berjalan

Lalu bagaimana cara Sri Mul mengerek penerimaan pajak di detik-detik pergantian tahun? Sri Mul akan mengakselerasikan dari semua sektor untuk mengerek penerimaan pajak. Terutama sektor perdagangan, sektor pertambangan, sektor jasa keuangan dan sektor jasa usaha yang mulai membaik, meskipun terbatas.

Selain itu, Sri Mul juga memelototi target penerimaan pajak di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) seluruh Indonesia. Menurut dia, 55 KPP telah mencapai target penerimaan. Selain itu, Direktorat Jenderal Pajak (DJP) juga terus mengumpulkan penerimaan pajak melalui sistem elektronik dari 23 perusahaan digital.

Bagaimana tanggapan DPR terkait kondisi pajak saat ini? Anggota Komisi XI, Hendrawan Supratikno tak kaget dengan kondisi ini. Karena Covid-19 memukul ekonomi dari dua arah sekaligus. Resesi dan pandemi. Untungnya, pemerintah sigap mengatasi hal ini. Caranya pun terbilang taat hukum lantaran melakukan bongkar pasang regulasi.

Baca juga : Memalukan! Banyak Orang Kaya Masih Pakai Tabung Gas Melon

Misalnya, kata dia, dengan memberi rangsangan fiskal dengan menurunkan sejumlah tarif pajak. “Penerimaan tersebut tidak mengejutkan. Sebagai solusi, kita genjot utang dulu sebagai kompensasi penurunan ini,” papar politisi PDIP itu, ketika dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.

Hal senada dikatakan pengamat perpajakan Danny Darussalam Tax Center (DDTC), Bawono Kristiaji. Kata dia, ekonomi tertekan karena faktor Covid-19. Bahkan jadi faktor utama yang menyebabkan lemahnya penerimaan pajak. Jadi bukan karena kemerosotan kinerja Sri Mulyani. “Secara objektif karena pandemi,” ujarnya, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Virus asal Wuhan, China itu, membuat aktivitas ekonomi tersendat. Sehingga menyebabkan kontraksi pertumbuhan penerimaan pajak. Jadi, kekurangan penerimaan pajak tahun ini sulit dihindari.

Baca juga : China Pusing Tujuh Keliling

Menurut dia, bukan hanya Indonesia yang mengalami kekurangan setoran pajak. Semua negara juga mengalami hal yang sama. Bawono memproyeksikan realisasi penerimaan pajak di tahun ini berkisar antara Rp 1.084,0 triliun-Rp1.154,0 triliun dari target. “Kami sudah bicara soal itu November lalu,” tukasnya.

Warganet pun ikut berkomentar. Akun @DekLiaaa meyakini kondisi ini bisa membuat pusing Sri Mul. Apalagi yang diurus Sri Mul adalah uang negara. “Kita yang cuma ngatur uang sendiri dan uang kantor saja, pusing ya. Apalagi jadi bu Sri Mulyani, ngatur uang senegara,” tulisnya. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.