Dark/Light Mode

Hadapi Ancaman Virus Baru

ILUNI UI Dukung Pembatasan Pergerakan Warga Asing Masuk Indonesia

Sabtu, 30 Januari 2021 13:38 WIB
Ilustrasi pembatasan pergerakan warga asing masuk Indonesia. Ist
Ilustrasi pembatasan pergerakan warga asing masuk Indonesia. Ist

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Indonesia (ILUNI UI) Andre Rahadian mendukung langkah pemerintah membuat pembatasan warga negara asing (WNA) masuk ke Indonesia serta WNI yang datang dari luar negeri. Ini dilakukan sebagai bentuk mitigasi penanganan Covid-19.

"Hal ini diperlukan untuk meminimalisir potensi masuknya mutasi virus Covid-19 yang telah terdeteksi di Inggris, Afrika Selatan, dan sejumlah negara di Asia," ungkap Andre dalam keterangan persnya.

Selain pembatasan pergerakan penduduk dalam dan luar negeri, Andre juga mendorong pemerintah untuk terus meningkatkan kesiapan vaksinasi Covid-19.

“Ada lima vaksin yang disetujui, yang sudah mulai dari Sinovac," katanya.

Baca juga : Ini, Harapan Wapres Pada Bank Syariah Indonesia

Dia menekankan agar perhatian pemerintah untuk mensukseskan program vaksinasi ini tak sekedar distribusi maupun teknis pemberian. Lebih dalam Andre meminta pemerintah harus sigap akan implikasi mutasi virus terhadap vaksin yang telah ada.

Dia mempertanyakan keampuhan dari vaksin Sinovac dan lainnya itu untuk menghadapi mutasi virus Covid-19.

"Kami belum dapat informasi apakah vaksin ini bekerja untuk varian baru,” tanya dia.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Alergi-Imunologi Indonesia Dr. dr. Iris Rengganis, meyakinkan, varian baru SARS CoV-2 dari Inggris tidak memengaruhi kerja vaksin yang sudah beredar saat ini.

Baca juga : Bamsoet Dukung Penegakan Hukum Berbasis Elektronik

Namun, varian baru dari Afrika Selatan masih dalam pantauan dampaknya terhadap kerja vaksin yang sudah ada saat ini.

Dia menyebut, mutasi tetap akan terjadi pada virus. Ada yang bersifat kecil-kecilan dan ada pula yang bersifat besar-besaran.

Misalnya, pada virus influenza akan berubah setiap tahunnya. Jadi, WHO akan mengumumkan kepada produsen, vaksin tipe strain virus apa saja yang akan beredar pada tahun selanjutnya. Sehingga, vaksin untuk virus influenza setiap tahun akan dibuat yang baru.

Namun, dr. Iris meyakinkan mutasi varian B117 di Inggris tidak mempengaruhi efektivitas vaksin atau netralisasi vaksin karena mutasi hanya bersifat sebagian saja pada permukaan virus (spike virus).

Baca juga : Dihadiri Sandiaga, HUT ICA Ke-14 Dimeriahkan Aksi Masak 14 Menu Indonesia

Berbeda dengan penemuan mutasi SARS CoV-2 yang ditemukan di Afrika.

”Yang jadi masalah B1351 di Afrika Selatan menunjukkan dualitas. Kalau kadar netralisasinya tinggi itu baik, jika rendah maka vaksin menjadi tidak efektif,” tegasnya. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.