Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Hasil Investigasi

SJ182 Jatuh Karena Loyo

Kamis, 11 Februari 2021 07:38 WIB
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono (Foto: Istimewa)
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ182 di perairan Kepulauan Seribu, awal Januari lalu, mulai menemui titik terang. Berdasarkan hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) diketahui, pesawat kehilangan daya dorong alias loyo lantaran tuas pengatur tenaga mesin di sebelah kiri bergerak mundur saat pesawat akan menambah ketinggian. Pesawat pun mengalami turbulensi dan jatuh. 

Laporan investigasi ini disampaikan Ketua Sub-Komite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT, Kapten Nurcahyo Utomo, dalam konferensi pers secara virtual, kemarin. Turut hadir Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono dan Tenaga Ahli KNKT Kapten Prita Wijaya. 

Laporan awal yang disusun KNKT ini berdasarkan salah satu bagian kotak hitam yang berisi data rekaman penerbangan (Flight Data Recorder/FDR), laporan cuaca dari BMKG, dan data rekaman percakapan antara pilot dan petugas air traffic controller (ATC) Bandara Soekarno-Hatta. KNKT tak sendiri melakukan investigasi ini. Tapi dibantu pihak National Transportation Safety Board Amerika sebagai negara tempat pesawat udara dibuat dan Transport Safety Investigation Bureau (TSIB) Singapura sebagai negara yang memberikan bantuan selama proses investigasi. 

Baca juga : Bahlil: Investasi Tesla Semakin Dekat Ke Pangkuan Ibu Pertiwi

Laporan yang disampaikan KNKT secara detail. Menggambarkan detik-detik saat pesawat tinggal landas di Bandara Soekarno-Hatta, berbelok, sampai kemudian hilang kontak di perairan Kepulauan Seribu. 

Nurcahyo mengatakan, pesawat yang akan menuju Bandara Supadio, Pontianak, Kalimantan Barat, itu berangkat dari Soekarno-Hatta pukul 14.36 WIB. Tak ada masalah dengan jalur penerbangan. Data dari BMKG diketahui, jalur penerbangan tidak melewati awan hujan. Juga tidak melewati awan yang menyebabkan guncangan. 

Setelah tinggal landas, pesawat kemudian mengikuti jalur penerbangan yang diberi nama ABASA 2D. Pesawat memasuki ketinggian sekitar 1.980 kaki di atas permukaan laut atau sekira 600 meter. Sistem autopilot kemudian aktif. Pesawat terus menambah ketinggian sampai 8.150 kaki atau 2.480 meter. Nah, saat itu throttle atau tuas pengatur tenaga mesin sebelah kiri bergerak mundur dan tenaga mesin atau putaran mesin ikut berkurang. 

Baca juga : BKPM: Realisasi Investasi 2020 Lampaui Target

Throttle itu semacam pedal gas di mobil. Di pesawat, letaknya berada di tengah kokpit antara kursi pilot dan kopilot, karena dioperasikan oleh keduanya.

Dua menit setelah pesawat mengudara, pilot meminta kepada pengatur lalu lintas udara atau ATC untuk berbelok ke arah 75 derajat dan diizinkan. Tetapi, karena dikhawatirkan berpapasan dengan pesawat lain, ATC meminta Sriwijaya Air SJ182 berhenti naik di ketinggian 11 ribu kaki.

Kemudian, pukul 14.39 WIB detik ke-57, tuas kiri kembali bergerak mundur saat pesawat melewati ketinggian 10.600 kaki. Sedangkan tuas kanan pesawat dalam posisi tetap. Hal ini menyebabkan pesawat mulai terlihat berbelok ke kiri. 

Baca juga : Tak Ada Alasan Meragukan Hasil Investigasi Komnas HAM

ATC kemudian memberi instruksi untuk naik ke ketinggian 13 ribu kaki. Pilot sempat menjawabnya pada pukul 14.39.59 WIB. "Ini adalah komunikasi terakhir yang terekam di rekaman komunikasi pilot di ATC Bandara Soekarno-Hatta," kata Nurcahyo.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.