Dark/Light Mode

Berhasil Di Garut, Kemenko Perekonomian Kembangkan Closed Loop Di Sukabumi

Kamis, 11 Februari 2021 11:58 WIB
Lahan pertanian. (Foto: Net)
Lahan pertanian. (Foto: Net)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian akan melakukan pengembangan kemitraan closed loop hortikultura di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.  Pengembangan ini mengacu kepada keberhasilan program kemitraan closed loop untuk komoditas cabe di Garut.

"Keberhasilan dalam pengembangan kemitraan closed loop untuk komoditas cabe yang dilaksanakan sejak tanggal 7 Oktober 2020, maka pemerintah ingin mereplikasi keberhasilan ini ke daerah lain," terang Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Musdhalifah Machmud dalam keterangan pers yang dikutip RM.id, Kamis (11/2).

Pilot project closed loop merupakan suatu pendekatan untuk mendorong perkembangan agribisnis berkelanjutan melalui ekosistem digital. Dalam skema ini, selain petani akan ada koperasi, perbankan, hingga off taker.

Baca juga : Tol Cipali Ambles, Kemenhub Pertimbangkan Pembatasan Truk

Petani tidak hanya terhubung dengan pemerintah, juga dengan lembaga keuangan, perusahaan, hingga ritel. Closed loop membentuk suatu rantai pasok dan rantai nilai produk hortikultura sehingga hasil pertanian petani akan memiliki pasarnya tersendiri. Hal ini akan menciptakan efisiensi dan peningkatan kualitas komoditas.

Musdhalifah menjelaskan, pengembangan komoditas hortikultura tersebut dilakukan melalui pola kerja sama kemitraan dengan para petani dan stakeholders.

"Total ada 14 pemangku kepentingan yang terlibat dalam pengembangan kemitraan closed loop di Kabupaten Sukabumi," ujarnya.

Baca juga : Terima Direksi Hyundai, Bamsoet Dorong Penggembangan Mobil Listrik Di Indonesia

Dia merinci, pengelola usaha pertanian adalah Kelompok Tani, Tani Mandiri Kabupaten Sukabumi. Lalu, pembiayaan kredit usaha rakyat oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk, penyediaan benih oleh PT East West Seed Indonesia, dan penyediaan pupuk dilakukan PT Pupuk Kujang.

Kemudian, perlindungan tanaman dilakukan PT Syngenta Indonesia, pengembangan sistem aplikasi digital dari PT Mitra Sejahtera Membangun Bangsa, dan pengembangan jaringan kerja dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia.

Pendampingan juga akan dilakukan Pemerintah Kabupaten Sukabumi, Institut Pertanian Bogor (IPB), dan Mercy Corps Indonesia. Untuk penyerapan hasil petani sudah siap, PT Indofood Sukses Makmur Tbk dan Pasar Komoditi Nasional ambil bagian sebagai off taker.

Baca juga : Bedah 4.500 Rumah Di Jambi, Kementerian PUPR Siapkan Bantuan Rp 90 Miliar

"Semua sudah dikoordinasikan oleh Kemenko Perekonomian bersama Kementerian Pertanian (Kementan) sehingga proses bisnis hulu-hilir dapat berkelanjutan," terangnya.

Setelah menjadi program pengembangan kemitraan, nantinya closed loop ini akan ditetapkan sebagai program prioritas nasional. Kemenko Perekonomian akan mengkoordinasikan melalui integrasi kebijakan, untuk memfokuskan upaya meningkatkan program kemitraan petani dalam skala yang lebih besar.

"Dikembangkan dalam lahan yang lebih luas dan melibatkan lebih banyak petani, sebagaimana arahan Bapak Presiden bahwa closed loop ini diharapkan mampu melibatkan 2 juta petani swadaya di tahun 2023," tutur Musdhalifah. Dia berharap, skema closed loop mampu melibatkan 2 juta petani swadaya pada 2023. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.