Dark/Light Mode

PPKM Mikro Dinilai Sukses

Angka Kasus Aktif Corona Indonesia Di Bawah Dunia

Selasa, 16 Maret 2021 06:19 WIB
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo dalam ra­pat dengan Komisi IX DPR (15/3). (Foto : Tangkapan Layar Youtube DPR RI).
Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo dalam ra­pat dengan Komisi IX DPR (15/3). (Foto : Tangkapan Layar Youtube DPR RI).

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo menegaskan, angka persentase kasus aktif Covid-19 di Tanah Air berada di bawah angka kasus aktif di dunia.

Kasus aktif adalah pasien positif Covid-19 yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit, atau hasil pengurangan jumlah total pasien terinfeksi Covid-19, dengan jumlah total pasien sembuh dan meninggal dunia.

“Sepanjang 2 hingga 3 bulan terakhir ini, kita bisa menurunkan kasus aktif. Sehingga hari ini, capaian yang terbaik kita sudah satu digit, yaitu 9,72 persen,” tutur Doni dalam ra­pat dengan Komisi IX DPR, kemarin.

Baca juga : Penggunaan Vaksin AstraZeneca Ditunda

Sementara kasus aktif dunia, imbuh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu, berada pada po­sisi 17,34 persen. Selain itu, angka kesembuhan di Indonesia tampak baik selama setahun penanganan Covid-19. “Kita berada jauh di atas kesembu­han global yaitu 87,58 persen,” imbuhnya.

Doni menuturkan, kasus aktif Covid-19 di Indonesia mencapai angka tertinggi pada Januari hingga Februari 2021 lalu. Saking tingginya, sampai me­nyebabkan tingginya tingkat ke­terisian rumah sakit di Jawa dan Bali. Kondisi tersebut, menyebabkan meningkatnya jumlah dokter dan tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19.

Doni pun mengklaim, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) skala Mikro menjadi faktor yang menyebabkan kasus aktif turun, diikuti turunnya angka dokter dan tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19. Penurunan juga terjadi berkat kebijakan melarang pegawai pemerintah dan mengimbau pegawai swasta untuk berpergian ke luar kota di hari libur.

Baca juga : Jangan Khawatir, Tak Ada Vaksin Yang Kedaluwarsa

“Ini ternyata sangat baik. Ke depan, strategi ini harus menjadi pelajaran kita semua untuk bisa menekan kasus Covid. Maka yang kita lakukan adalah pembatasan,” tutur eks Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus itu.

Dia menambahkan, penerapan PPKM Mikro merupakan bentuk ‘gas dan rem’ yang selama ini didorong oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi). Pembatasan diperketat saat kasus aktif tinggi, sedangkan pembatasan dilonggarkan ketika kasus aktif melandai.

“Ini semata-mata adalah strategi, agar bisa mengurangi masyarakat yang terpapar Covid. Juga bisa mencegah masyarakat tidak terpapar oleh PHK,” beber Doni.

Baca juga : Bahaya Asesoris Kalung Masker

Hingga pukul 12.00 WIB kemarin, terdapat penamba­han 5.589 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir. Jauh dibanding Desember 2020, di mana rata-rata kasus aktif berada di kisaran 7.000 orang setiap harinya.

Menurutnya, jika kasus ini bisa terus dipertahankan dan konsisten terus ditekan, Doni yakin, angka positivity rate akan terus menurun, hingga di bawah 1 persen. Standar World Health Organization (WHO), angka di bawah 1 persen menyatakan pan­demi terkendali. “Bapak Menkes sudah melaporkan, Rt atau R effective kita sudah berada pada posisi 1,03,” ucapnya.

Tapi bukan berarti Covid-19 serta merta hilang. Pergerakan aktivitas individu tiap harinya bisa dilakukan lebih leluasa. “Di sinilah peran kita semua, bagaimana bisa melakukan pengendalian dengan baik,” imbau Doni. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.