Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Vaksin Covid-19 Untuk Semua Warga Indonesia

Penyandang Disabilitas Layak Dapat Kesetaraan Vaksinasi

Sabtu, 10 April 2021 05:17 WIB
Angkie Yudistia, Staf Khusus Presiden dalam Dialog Produktif bertema Vaksinasi Inklusif untuk Disabilitas yang diselenggarakan KPCPEN, dan ditayangkan di FMB9ID_IKP, Kamis (8/4). (Foto : Istimewa).
Angkie Yudistia, Staf Khusus Presiden dalam Dialog Produktif bertema Vaksinasi Inklusif untuk Disabilitas yang diselenggarakan KPCPEN, dan ditayangkan di FMB9ID_IKP, Kamis (8/4). (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Vaksinasi untuk penyandang disabilitas yang sudah dimulai sejak 11 Maret 2021 dilaporkan berjalan lancar. Tidak ada laporan Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang berat.

Staf Khusus Presiden, Angkie Yudistia melaporkan, sampai saat ini vaksinasi penyan­dang disabilitas berlangsung aman. Untuk KIPI yang muncul masih normal, seperti ngantuk dan lapar. “Itu memang terjadi, tapi tidak berlebihan,” kata dia.

Angkie menyebut, salah satu hambatan vaksinasi disabilitas hanya terkait verifikasi data. Dia membenarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), bahwa jumlah disabilitas sebanyak 38 juta.

Baca juga : Olahraga Dan Istirahat Gampang, Yang Susah Makan Bergizi, Apalagi Kantong Tak Berisi

“(Penyandang disabilitas) betul, tapi kita membutuhkan data yang detail banget,” ujarnya.

Menurutnya, untuk mengatasi hambatan verifikasi data tersebut, digelar kerja sama antara Kementerian Sosial (Kemensos) dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil).

“Itu juga belum cukup mengatasi persoalan verifikasi data difabel atau penyandang disabilitas,” lanjut Angkie.

Baca juga : Layanan Transportasi Bakal Dilarang Beroperasi 12 Hari

Dia mengungkapkan, setiap difabel harus diketahui jenis disabilitasnya. Sejauh ini, ada lima ragam difabel yaitu penyandang disabilitas fisik, intelektual, mental, sensori dan ganda atau multi.

“Lebih banyak kita menginput data manual. Karena apa? Data yang di Dukcapil, misalnya di KTP memang ada terdaftar, tapi kan kita nggak tahu ragam disabilitasnya apa,” jelasnya.

Angkie menerangkan, identifikasi ragam disabilitas merupakan hal penting. Pasalnya, akan menjadi acuan untuk menentukan dok­ter atau tenaga kesehatan yang akan mem­berikan vaksinasi kepada mereka.

Baca juga : Pengurus Masjid Wajib Pastikan Jemaah Taat Prokes

Selain itu, Angkie mengatakan, tidak se­mua penyandang disabilitas yang berumur 18 tahun mempunyai e-KTP.

Sedangkan salah satu syarat untuk men­erima vaksin adalah berumur 18 - 59 tahun atau usia produktif. Permasalahan verifikasi data ini adalah tantangan cukup berat.

Kepala Sekolah Luar Biasa untuk penyan­dang Tuna Ganda (SLB-G) Yayasan Dwituna Rawinala, Budi Prasojo menyampaikan rasa syukurnya karena para penyandang disabili­tas telah mendapatkan akses vaksinasi yang sama dengan kelompok masyarakat lainnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.