Dark/Light Mode

Yuk, Dukung Kebijakan Larangan Mudik Lebaran Agar Efektif Tekan Covid-19

Senin, 19 April 2021 09:03 WIB
Penumpang menaiki bus antarprovinsi di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta/Dwi Pambudo RM
Penumpang menaiki bus antarprovinsi di Terminal Kampung Rambutan, Jakarta/Dwi Pambudo RM

RM.id  Rakyat Merdeka - Mobilitas masyarakat saat libur panjang berdampak pada kanaikan kasus positif Covid-19. Data menunjukkan, kasus Covid-19 bahkan naik lebih dari 100 persen. Karena itu, keputusan pemerintah melarang mudik dinilai tepat.

Data Satgas Covid-19 menyebut, usai libur Idul Fitri 22-25 Mei 2020, peningkatan kasus positif Covid-19 mencapai 69-93 persen.

Kemudian, saat libur 15-17 Agustus 2020, peningkatan kasus positif sebesar 58-188 persen. Sedangkan saat libur akhir Oktober, peningkatan kasus positif 17-22 persen.

Belajar dari libur panjang sebelumnya, pemerintah menegaskan melarang masyarakat mudik Lebaran, tahun ini. 

Baca juga : Bareng SehatQ, Pemkab Tangerang Akselerasi Vaksinasi Covid-19

Pakar virologi dan imunologi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) dr Mohamad Saifudin Hakim mendukung kebijakan tersebut.

“Menurut saya kebijakan yang tepat," katanya kepada wartawan, Sabtu (17/4).

Menurut dia, masyarakat harus mendukung sehingga kebijakan larangan mudik efektif menekan kasus Covid-19. Koordinasi dengan petugas di lapangan agar sosialisasi dan penegakan aturan berjalan juga penting.

"Satu sisi masyarakat sadar, di sisi lain pemerintah harus tegas," tutur Saifudin.

Baca juga : Banyak Yang Kucing-kucingan, Larangan Mudik Nggak Efektif

Sedangkan ahli penyakit tropik dan infeksi dr Erni Juwita Nelwan mengimbau masyarakat agar membatasi pergerakan hanya untuk hal yang betul-betul darurat. Menurut dia, risiko penularan kasus Covid-19 masih terus ada.

"Bila masih ada kasus, maka risiko penularan dan penyebaran akan tetap ada, sehingga belum waktunya untuk bebas mobilisasi," kata Erni.

Pengendalian pandemi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi harus ada dukungan masyarakat. 

Agar masyarakat tidak mudik, menurut Erni, aturan pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus selaras.

Baca juga : THR Lebaran Kerek Kinerja Konsumsi

"Bila masih ada juga yang mudik harus ada sikap antisipasi yang bijak dan simpatik. Tujuannya sama, supaya semua tetap sehat dan tidak ada penularan di manapun," pungkas Erni. [REN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.