Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Jadi Dewan Pengarah BRIN

Mega Banyak Jobnya

Minggu, 2 Mei 2021 07:50 WIB
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. (Foto: Dok. Pribadi)
Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. (Foto: Dok. Pribadi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Berkah disatukannya Kemenristek ke Kemendikbud tak hanya dinikmati Nadiem Makarim. Tapi, juga mengalir ke Megawati Soekarnoputri. Ketum PDIP yang menjabat Ketua Dewan Pengarah di Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) itu, akan diangkat menjadi Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Wah, jobnya makin banyak nih...

Kabar soal jabatan baru ini diungkapkan Laksana Tri Handoko yang baru saja dilantik menjadi Kepala BRIN, di Istana, Jakarta, Rabu lalu. Kata dia, lembaga yang baru dipimpinnya itu nantinya akan punya Ketua Dewan Pengarah.

Pembentukan Dewan Pengarah itu tertuang dalam Perpres mengenai BRIN yang hingga saat ini belum dipublikasikan. Kata dia, Ketua Dewan Pengarah BRIN ini akan dijabat oleh Megawati yang saat ini juga menjabat Ketua Dewan Pengarah BPIP.

Fungsinya untuk menjadi pagar aktivitas keilmuan agar tetap berlandaskan ideologi Pancasila. Sehingga, siapa pun yang menjadi Ketua Dewan Pengarah BPIP otomatis akan menjadi Ketua Dewan Pengarah BRIN.

Baca juga : KPK Banyak Belangnya

Kenapa Ketua Dewan Pengarah BRIN dirangkap oleh Ketua Dewan Pengarah BPIP? Kata dia, secara filosofis, Indonesia harus berlandaskan ideologi Pancasila. Jadi wajar jika Ketua Dewan Pengarah BRIN diemban oleh Ketua Dewan Pengarah BPIP. “Karena konteksnya, yang menjaga ideologi bangsa ini kan secara hukum di negara ini adalah BPIP. Jadilah otomatis ya ex officio saja,” kata Laksana di Jakarta, kemarin.

Laksana juga menegaskan rangkap jabatan oleh Megawati ini tidak politis. Sebab, dalam perpres tidak menunjuk nama tapi jabatan. “Kebetulan sekarang Ibu Megawati,” ujarnya.

Kabar Mega menjabat Ketua Dewan Pengarah BRIN ini menjadi perbincangan. Tak sedikit yang kaget dan melontarkan kritik. Wakil Ketua Fraksi PKS Mulyanto mengatakan, pembentukan dewan pengarah BRIN itu tidak tepat karena tidak ada dasar hukumnya.

Dalam UU No. 11/2019 tentang Sistem Nasional Iptek juga tak mengatur soal ini. Memang kata dia, posisi dewan pengarah ada dalam RUU HIP. “Tapi ini kan baru RUU dan itu pun sudah didrop dari Program Legislasi Nasional (Prolegnas),” kata Mulyanto, kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Kadin Dukung Percepatan Program Vaksinasi

Mulyanto menambahkan dalam Perpres No. 74/2019 tentang BRIN dan Kepres No. 103/2001 tentang Lembaga Pemerintah Non Departemen, struktur organisasi yang ada terdiri dari Kepala, Sekretaris Utama, Deputi dan Unit Pengawasan. Dalam struktur organisasi LPNK tidak dikenal jabatan “Dewan Pengarah”.

Secara substansial Mulyanto menegaskan, BRIN tidak membutuhkan Dewan Pengarah dalam menjalankan tugasnya, apalagi yang bersifat ideologis dari BPIP.

Sebagai mantan peneliti, Mulyanto dapat merasakan kegelisahan para pihak terkait wacana politisasi Ristek ini. Ia berharap lembaga ini tidak dipolitisasi. “BRIN adalah lembaga ilmiah biar bekerja dengan dasar-dasar ilmiah objektif, rasional dengan indikator out come yang terukur. Jangan dibebani dengan tugas-tugas ideologis,” jelas dia.

Apa tanggapan PDIP? Sebagai partai yang dipimpin Mega, kader Banteng tentu saja pasang badan buat Ibu Banteng. Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah menjelaskan, keterkaitan BRIN dan BPIP itu adalah amanat UU Sisnas Iptek, tepatnya berada di Pasal 5.

Baca juga : Desi Arryani Divonis 4 Tahun Penjara, Begini Kata Kuasa Hukum

Sedangkan menurut Sisnas Iptek, lanjut dia, BRIN dibentuk untuk mengkaji dan menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui fungsi penelitian, pengkajian, dan penerapan iptek. Maka, agar politik hukum pembentukan BRIN tetap satu jalur pada nilai Pancasila, politik hukum pemerintah perlu didesain untuk mengikutsertakan BPIP. “BPIP harus memberikan arah dan panduan agar BRIN dalam menjalankan tugas dan fungsinya ini tetap berpedoman pada haluan ideologi Pancasila,” kata dia.

Pengamat kebijakan publik Agus Pambagio agak heran dengan penunjukkan Mega sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN. Kata dia, BRIN adalah lembaga riset yang punya tugas melakukan penelitian dan pengembangan teknologi. Jadi sebagai lembaga riset, sebaiknya diisi oleh orang-orang profesional. Bukan politisi. “Kalau diisi politisi jadi kurang pas,” kata Agus, saat dikontak Rakyat Merdeka, tadi malam.

Selain itu, sebaiknya yang punya leadership kuat, punya banyak jaringan, dan sudah cukup dengan persoalan finansial. “Kalau diisi politisi nanti susah majunya,” ujarnya. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.