Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

MUI Sayangkan Televisi Masih Tayangkan Program Tak Pantas Saat Ramadan

Minggu, 2 Mei 2021 18:56 WIB
Ketua Komisi Infokom MUI Mabroer MS. (Foto: Ist)
Ketua Komisi Infokom MUI Mabroer MS. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Majelis Ulama Indonesia (MUI) melalui Komisi Informasi dan Komunikasi (Infokom) megapresiasi lembaga penyiaran, dengan eksistensi ragam program televisi di masa sulit pandemi Covid-19, masih memberi ruang edukasi, refleksi, serta penguatan bulan suci Ramadan .  

Apresiasi ini diberikan sebagai kesimpulan tahap pertama pemantauan program tayangan Ramadhan yang dilaksanakan MUI bekerjasama dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI).  

Ketua Komisi Infokom MUI Mabroer MS berharap, sejumlah program yang baik, edukatif, dan mencerahkan tersebut tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan. Dengan harapan, program-program tersebut dapat memberikan inspirasi bagi lembaga penyiaran yang lain.     

Mabroer menyebutkan sebagai contoh, Serambi Islam Spesial Ramadhan (TVRI), Aksi Asia 2021 (Indosiar),  Islam itu Indah (TransTV), Kalam Hati dan Sahur Time(Kompas TV), Dai Spesial Indonesia (INEWSTV). Para Pencari Tuhan Jilid 14 (SCTV) yang sudah bertahan selama 14 tahun. Mutiara Hati (SCTV), Tafsir Al Misbah (Metro TV), Muslim Travellers (NetTV), Cahaya Tauhid (MNC TV), Sinetron Amanah Wali dan Preman Pensiun 5 (RCTI).  

Bahkan, kata dia, kini televisi digital pun sudah memiliki program-program Ramadan menarik dan bermuatan positif seperti Mimbar Sahur Nusantara (Nusantara TV), Talkshow Keagamaan dan Ramadhan  Berbagi (Badar TV), The Sunnah (Inspira TV).  

Baca juga : Hilangkan Stres, Yuk Masak Seru dengan Resep Dapur Sehat Ramadan dari Ajinomoto

Kendati demikian, kata dia, tim pantauan tayangan Ramadhan Infokomo MUI, masih mendapati siaran program Ramadan di sejumlah stasiun yang dari tahun ke tahun tetap mengulang hal yang tak patut dan potensial melanggar ketentuan.  

Pengulangan kekeliruan itu terutama, kata Mabroer, dalam empat hal, yakni adegan kekerasan fisik dan verbal (verbal aggressiveness), tendensi sensualitas, kepatutan etis dan kelaikan syariat, dan protokol kesehatan pandemi Covid-19.  

Mabroer memberikan contoh, tayangan program Ramadan di sejumlah stasiun televisi masih ditemukan, meski imbauan dan rekomendasi sudah dilayangkan kepada pihak televisi dari tahun ke tahun.

Tayangan yang mengandung sensualitas dan kekerasan verbal ini kebanyakan didapati di program-program yang bersifat live antara lain Pesbukers New Normal AnTV, Sore-Sore Ambyar TransTV, Ramadhan In The Kost Net TV, dan Pas Buka Trans7.      

Dia menyatakan, hal ini tentu patut disayangkan apalagi potensi pelanggaran tersebut hampir berulang di stasiun-stasiun yang sama setiap tahunnya sepanjang dokumen hasil pantauan MUI beberapa tahun terakhir.

Baca juga : Kementan Lakukan Koordinasi Atasi Kenaikan Harga Pakan

"Hal ini, tentu layak dipertanyakan niat dan kesungguhan memperbaiki diri stasiun yang bersangkutan," kata dia dalam keterangannya, Minggu (2/5).  

Sementara itu, sebagai langkah perbaikan, Ketua Pokja Media Watch dan Literasi Komisi Infokom MUI Gun Gun Heryanto menyatakan, MUI merekomendasikan kepada pihak media, baik yang terlibat langsung ataupun tidak langsung dalam produksi siaran program Ramadan, sebaiknya terus melakukan evaluasi bukan semata pada untung ruginya program di pasaran, tetapi juga terus berbenah untuk tidak melakukan kesalahan, baik yang berupa pelanggaran atau pun ketidakpatutan.  

"Beberapa hal yang harus diperbaiki di tahun-tahun mendatang yang urgen adalah program-program komedi yang harus naik kelas," imbaunya.  

Dia menyebut, progam komedi Ramadan banyak yang ikut terjebak pada genre slapstic dan improvisasi situasional. Maka yang terjadi adalah, dialog yang merendahkan lawan main. Bahkan mungkin terjerumus pada genre yang lebih ekstrem lagi. Yakni slapstik agresif, offensive dan malah kebiru-biruan.  

Dia menggarisbawahi, di sinilah letak tanggung jawab dalam hirarki penngaruh media, mulai dari level individual, rutinitas media, hingga manajemen organisasi media dalam upaya membuat isi media naik kelas sehingga juga bisa menaikan kelas khalayak.

Baca juga : Gandeng UniPin, Bank Mandiri Hadirkan Promo Top Up Game Selama Ramadan

Gun Gun menegaskan, MUI selalu memandang industri pertelevisian sebagai mitra strategis untuk sama-sama mencerdaskan dan mencerahkan masyarakat sekaligus membentuk karakter bangsa. Seluruh evaluasi, apresiasi, dan rekomendasi yang diberikan MUI ini dalam konteks sama-sama menjaga peradaban rakyat Indonesia lebih maju ke depannya.    

MUI melakukan pemantauan program siaran Ramadan setiap tahunnya. Kegiatan ini berlangsung ke-14 sejak 2007. Tahun ini, 1442 H/2021 pantauan dibagi menjadi dua tahapan. Pemantauan Tahap I, 15 hari pertama Ramadhan dan Pemantauan Tahap II, 15 hari terakhir. Pemantauan dilakukan terhadap 20 stasiun TV, yakni: TVRI, TvOne, ANTV, MetroTV, Trans7, TransTV, SCTV, Indosiar, RCTI, MNC TV, GTV, Kompas TV, iNews, NET, RTV, NusantaraTV, BadarTV, InspiraTV, MentariTV, ElshintaTV.  

Sementara itu, dalam evaluasi bersama MUI, KPI, dan Kementerian Agama dengan lembaga penyiaran televisi, Jumat (30/4), tercetus pemahaman bersama dari sejumlah lembaga penyiaran televisi untuk memperbaiki sejumlah tayangan Ramadhan yang ditemukan potensi pelanggaran tersebut. [FAQ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.