Dark/Light Mode

Polri: Masih Ada Orang yang Anggap Bom Makassar dan Penyerangan Mabes Sebagai Rekayasa

Minggu, 4 April 2021 23:44 WIB
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono. (Foto: Ist)
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menyampaikan, upaya korps baju cokelat dalam menanggulangi terorisme tidaklah mudah. Sebabnya, banyak opini sesat yang berkembang. Masih ada saja orang yang tidak mempercayai gerakan radikal tersebut.

"Ini masih terjadi di masyarakat. Bahkan, ada yang berpendapat bahwa kasus (bom di Gereja Katedral) Makassar, kemudian penembakan di Mabes Polri, itu rekayasa kata mereka," ujar Rusdi dalam diskusi virtual di kanal YouTube Public Virtue Institute, Minggu (4/4).

Baca juga : Ada Unsur Kekerasan, Stop Sebar Video Penyerangan Mabes Polri!

Dia bilang, opini ini membuat masyarakat menjadi bingung dalam menilai informasi. "Ini realitas yang perlu kita hadapi bersama," imbuhnya.

Realitas lainnya, adalah kelompok teroris yang kini menyasar kaum muda atau milenial. Kasus bom bunuh diri di Makassar dan penyerangan di Mabes Polri, pelakunya berusia relatif muda. Kelahiran tahun 1995.

Baca juga : Polisi Datangi Rumah Perempuan Penyerang Mabes Polri

"Ini jelas sekali ini perlu kita antisipasi karena kelompok-kelompok teror sekarang telah menyusur daripada anak-anak muda di negeri ini," imbau Rusdi.

Polri berharap, kelompok moderat dapat berperan menjalin persatuan dan kesatuan bangsa. Dengan begitu, kelompok kecil yang membuat narasi menyesatkan tidak dapat menguasai pikiran masyarakat.

Baca juga : Polda Sulsel: Korban Luka Bom Katedral Makassar Ada 14 Orang

Rusdi mengingatkan, terorisme merupakan permasalahan yang kompleks dan tidak bisa dianggap enteng. Untuk itu, perlu adanya pelibatan kaum muda dalam penyelesaian dan menghadapi aksi teror di Tanah Air.

"Potensi-potensi sumber daya anak bangsa ini harus bergerak bersama untuk sama-sama menghadapi daripada pemahaman maupun aksi teror yang terjadi di Tanah Air," tandasnya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.