Dark/Light Mode

Jokowi Dan Nadiem Dialog Hardiknas

Sistem Pendidikan Harus Merdekakan Manusia

Kamis, 6 Mei 2021 11:05 WIB
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim berdialog dengan Presiden Joko Widodo tentang Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2021, lewat siniar (Podcast).  (Foto: YouTube Kemendikbud RI)
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim berdialog dengan Presiden Joko Widodo tentang Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2021, lewat siniar (Podcast).  (Foto: YouTube Kemendikbud RI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim berdialog dengan Presiden Joko Widodo tentang Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2021, lewat siniar (Podcast). 

Siniar ini merupakan siniar pertama Kepala Negara dengan Menterinya.  Presiden menyampaikan makna Hardiknas bagi dirinya. “Berhubung Hardiknas, saya mau mengingatkan agar sistem pendidikan Indonesia haruslah memerdekakan manusia, serta membangun jiwa dan raga bangsa,” ujar Presiden Jokowi.

Dengan berbekal pendidikan, lanjutnya,  semua orang dapat menjadi apa saja. Tapi harus juga menghormati kemerdekaan orang lain.

Jokowi menilai, tantangan untuk menciptakan pendidikan yang memerdekakan di era pandemi ini selaras dengan yang dikerjakan kementerian yang dipimpin Nadiem.

Baca juga : KBRI Moskow, Peringati Hardiknas Dengan Pemilihan Putra Putri Permira

“Kalau kita gunakan cara-cara lama, pendidikan tidak bisa jalan di era pandemi ini," ujarnya.

Presiden meminta, pandemi harus dimanfaatkan untuk mengevaluasi.

“Koreksi total dunia pendidikan kita. Pandemi jangan jadi penghalang untuk mencapai kemajuan,” tegas Presiden.

Menanggapi pernyataan Presiden, Nadiem mengungkapkan, pandemi membuat perubahan di dunia pendidikan menjadi jauh lebih jelas.

Baca juga : Presiden 3 Periode Tak Melanggar Demokrasi

Nadiem menyebutkan beberapa aspek yang kini menjadi lebih jelas, yakni kesenjangan digital, akses internet yang tidak merata, akses terhadap guru berkualitas yang tidak merata, penganggaran yang mungkin tidak memprioritaskan daerah tertinggal, terluar, dan terdepan (3T). 

“Kemendikbud langsung melakukan perbaikan-perbaikan tersebut dengan berbagai terobosan Merdeka Belajar,” pungkas Nadiem. 

Dalam dialog ini, Presiden menanyakan kemajuan dunia pendidikan kepada Nadiem. 

Menjawab pertayaan itu, Nadiem bilang banyak terobosan di era pandemi.

Baca juga : Persit KCK Bangga TNI Ikut Sukseskan Pendidikan Anak Bangsa

“Banyak terobosan penting Merdeka Belajar yang diluncurkan di masa pandemi,” tanggap Nadiem.

Nadiem menjelaskan soal Merdeka Belajar episode pertama, dimana salah satu dari empat pokok kebijkan yang diubah adalah digantinya Ujian Nasional (UN) menjadi Asesmen Nasional (AN).

"Untuk pertama kalinya dalam sejarah Indonesia, kita akan mengadakan survei karakter, dimana nilai-nilai Pancasila dapat kita ukur dan kuantifikasi per sekolah. Isu-isu seperti intoleransi, kekerasan seksual, dan perundungan dapat kita ukur dan menjadi salah satu program big data pertama Indonesia,” jelasnya.

Nadiem juga bercerita tentang Merdeka Belajar episode kedua: Kampus Merdeka, Merdeka Belajar episode ketiga, dimana skema dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) kini semakin terasa manfaatnya, Merdeka Belajar episode kelima: Guru Penggerak, dan Merdeka Belajar episode keenam: Transformasi dana pemerintah untuk pendidikan tinggi. [IAN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.