Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Gubernur DIY: Momen Lebaran, Banyak Masyarakat Langgar Prokes

Senin, 31 Mei 2021 21:50 WIB
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X. (Foto: Antara)
Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X menilai selama momentum Lebaran 2021 ego masyarakat masih tinggi melanggar protokol kesehatan sehingga muncul dua klaster penularan Covid-19 di wilayahnya.

"Masyarakat cenderung tak peduli, egonya tinggi. Mau syawalan, bertemu teman. Mestinya jangan melanggar," kata Sri Sultan di Kompleks Kepatihan seperti dilansir Antara di Yogyakarta, Senin (31/5).

Seperti diberitakan, dua klaster penularan Covid-19 antarawarga muncul di DIY yakni di Padukuhan Ngaglik, Desa Caturharjo, Kecamatan Sleman dengan 55 orang terkonfirmasi terpapar.

Baca juga : Sandi Ajak Masyarakat Kuningan Bangun Desa Wisata

Kemudian di Dusun Nglempong, Desa Umbulmartani, Kecamatan Ngemplak muncul klaster halalbihalal dengan 52 kasus corona.

Sebelumnya, Sultan telah mengeluarkan imbauan agar selama lebaran masyarakat tidak bersilaturahmi secara tatap muka dan menggantinya secara virtual.

"Ya sebetulnya kan ini (munculnya dua klaster) contoh gitu lho kita tahu bahwa kerumunan itu tidak boleh ya. Kita juga keluarkan keputusan kalau mau syawalan mau silaturahmi harus swab. Tapi saya kira itu pun tidak dilakukan," ujar Sultan.

Baca juga : Lion Parcel Catat Kenaikan Pengiriman 100 Persen

Sultan menyayangkan sikap warga yang abai dengan aturan dan imbauan yang tidak menunjukkan sikap menjaga diri sendiri dan menghargai orang lain.

"Sebagian masyarakat tidak memahami bahwa yang dilakukan tak memenuhi aturan. Saya khawatir mereka tak pernah menyesali itu. Saya harapkan tak seperti itu," ujarnya.

Raja Keraton Yogyakarta ini berharap klaster dengan paparan mencapai ratusan orang itu tidak merembet ke lokasi lain di Sleman.

Baca juga : Gelar Seminar Maritim, UNJ Peduli Nasib Masyarakat Pesisir

"Caranya ya harus cepat menangani. Swab (setelah) lima hari, mana positif-negatif, ditunggu 10 hari lagi. Dalam kondisi itu, tumbuh lagi tidak di lokasi yang sama," ujar Sultan. [SRI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.