Dark/Light Mode

Lahir dan Tumbuh dari Pengaruh Islam Modernis

In Memoriam Malik Ahmad, Wakil Ketua PP Muhammadiyah 1967-1985

Sabtu, 31 Juli 2021 16:26 WIB
Malik Ahmad sedang memberikan kuliah tauhid pada Muktamar Muhammadiyah ke-39 pada 1971. [Foto: Suara Muhammadiyah 1971]
Malik Ahmad sedang memberikan kuliah tauhid pada Muktamar Muhammadiyah ke-39 pada 1971. [Foto: Suara Muhammadiyah 1971]

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketika menyebut kuliah tauhid, warga yang sering mengikuti pengajian di Menteng Raya 62 (PP Muhammadiyah), akan teringat dengan dua nama, yakni Sutan Mansur dan Malik Ahmad.

Keduanya bak dua sisi mata uang logam. Tidak terpisahkan dan saling melengkapi. Sutan Mansur, semasa hidupnya dikenang sebagai pengkader tokoh-tokoh Muhammadiyah.

Demikian halnya dengan Malik Ahmad yang juga merupakan murid terbaiknya, dan melanjutkan estafet pengkaderannya. Siapa sosok yang dikenang tegas, keras, dan tanpa kompromi tentang soalan tauhid dan pergerakan Islam politik tersebut?

Baca juga : Hoaks Di Medsos Hambat Kerja Kolosal Tangani Pandemi

Abdul Malik Ahmad, demikian nama lengkapnya. Dilahirkan pada 7 Juli 1912 di Nagari Sumaniak Kelarasan Tanah Datar (Surat Ketetapan tentang Catatan Pokok Ketua/Anggota Majlis Perwakilan PB Muhammadiyah di Sumatera Tengah).

Malik Ahmad, begitu kerap ia disapa, tumbuh di nagari dengan kondisi alam berbukit, berjarak 10 kilometer dari Van der Capelen (Batu-sangkar).

Malik Ahmad tumbuh di nagari yang kuat pengaruh Islam dan adatnya. Meskipun dalam realitasnya adat dan Islam merupakan hal yang kontradiktif terutama sejak gelombang gerakan Paderi dan Kaum Muda, kedua unsur ini turut memengaruhi pribadi Malik Ahmad.

Baca juga : KSAU Bentuk Satuan Khusus Operasi Pencarian

Malik Ahmad merupakan putera sulung dari pasangan Haji Ahmad bin Abdul Murid (1883-1928) dan Siti Aisyah. Belum menginjak umur satu tahun, Malik Ahmad ditinggal ayahnya yang berguru pada Syekh Ahmad Khatib al-Minangkabawi di Mekah.

Sekembalinya dari Mekah, tahun 1917 Haji Ahmad menyebarkan paham modernis yang diperolehnya. Pada masa itu Haji Ahmad berdakwah keluar-masuk kampung, untuk menyampaikan pemurnian ajaran tauhid.

Perjalanan dakwah yang dilakukan Haji Ahmad ini, kelak diilhami Malik Ahmad, menurut catatan Rasidah selama hidupnya, Malik Ahmad sudah berdakwah di 500 masjid dan surau.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.