Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Masa Depan Kota Pasca Pandemi

Senin, 9 Agustus 2021 16:10 WIB
Tantan Hermansah, Doktor Sosiologi dari Universitas Indonesia (UI), Pengampu MK Sosiologi Perkotaan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Anggota Komisi Infokom MUI Pusat
Tantan Hermansah, Doktor Sosiologi dari Universitas Indonesia (UI), Pengampu MK Sosiologi Perkotaan, Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Anggota Komisi Infokom MUI Pusat

 Sebelumnya 
Masa Depan Kota

Kota-kota sudah lama menjadi tonggak peradaban. Kota telah menjadi subyek yang diikuti, di-follow banyak pihak, karena dipercaya sebagai kiblat bagi perubahan menuju kemajuan.

Lalu, di masa pandemi, meski desa-desa telah menjadi oase untuk mereka yang tercebur pada kegalauan, namun titik kulminasi kegelisaan dan rasa ingin memberontak pada kejumudan, tetaplah di kota. Pun, terobosan-terobosan ketika pandemi telah membuat kegaduhan, kota dengan melalui jalan sunyi, terus mencari cara untuk menyelamatkan kemanusiaan. Kota tanpa manusia; bukan kota lain. Melainkan hanya seonggok bekas peradaban.

Namun harus diakui bahwa SDM yang disebutkan di atas, yang sudah pergi mendahului itu, kebanyakan merupakan manusia kota. Mereka telah mewarnai kota dengan keindahan kreasi dan intelektualitas serta integritasnya.

Baca juga : Gibran Pun, Ikutan Pasang Baliho Puan

Sehingga kepergian mereka adalah guncangan yang demikian nyata bagi kehidupan kota. Sehingga bisa diraba dari sekarang, bahwa masa depan kota, pada awal-awal pandemi bisa ditaklukkan, masih harus tarik napas sebelum bisa berlari kencang seperti dulu; seperti sebelum pandemi terjadi.

Alasannya sederhana, SDM-nya terbatas. Terutama pada SDM yang memiliki kualifikasi tinggi. Contoh saja, selama pandemi 640 dokter telah wafat dan 1.141 tenaga kesehatan. Menghasilkan SDM seperti mereka bukanlah hal mudah dan cepat. Sehingga di sinilah ritme sosial akan sedikit terganggu.

Selain itu, pasca pandemi pun, kita akan terengah-engah mengelola sistem pendidikan. Meski transformasi terjadi dari luring ke daring atau blended learning, namun kegagapan itu akan terjadi dan itu pasti akan memerlukan waktu juga untuk beradaptasi.

Namun demikian, masa depan kota tetap cerah. Masyarakat akan kembali mengefektifkan waktu dan energi karena akan ada banyak hal yang kemudian terbatas. Misalnya, durasi buka tempat nongkrong, tempat wisata, atau belanja akan mulai menyesuaikan dengan daya beli dan waktu masyarakat.

Baca juga : Ya Tuhan, Aku Mohon Sudahi Pandemi Ini

Syukur-syukur kota akan memiliki sistem baru dalam mengelola kehidupan di dalamnya. Mal, resto, café, bahkan sekolah dan kantor, dibuka dengan durasi lebih pendek. Sehingga semua orang bisa mengkalkulasi waktu yang dibutuhkan untuk berada di tempat-tempat tersebut.

Begitu pun sistem budaya. Pendidikan akan semakin meluas daya jangkaunya, karena sebagian bisa diakses secara daring; seminar, workshop, dan pertemuan-pertemuan akan dilakukan secara hybrid. Pemerintah akan mengatur efektivitas perjalanan dinas, sehingga tidak banyak ASN yang berseliweran menghabiskan waktu di jalan.

Begitu juga perusahaan akan mengadopsi sistem baru, di mana sebagian karyawannya akan banyak mengerjakan pekerjaannya di rumah. Sehingga kebutuhan space menjadi berkurang, dan akhirnya mereka lebih efektif mengakumulasi kekayaan perusahannya.

Akibat lainnya dari sistem demikian, maka kendaraan di jalanan akan berkurang. Toh sebagian orang tidak membutuhkan kendaraan lagi untuk pergi ke tempat kerja, karena WFH (work from home). Sehingga alam akan menuai keindahan setelah sekian lama kelelahan ditaburi polusi dari kendaraan.

Baca juga : Anies Apresiasi Kolaborasi Swasta Tangani Pandemi

Apakah semua hal positif itu bisa terjadi? Kita tunggu saja. [*]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.