Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS

RM.id Rakyat Merdeka - Program vaksinasi Covid-19 belum merata di semua daerah. Bahkan, banyak warga yang kesulitan dan sama sekali belum mendapat vaksin. Mirisnya, sejumlah pejabat justru memikirkan diri sendiri dengan mengambil vaksin dosis ketiga (booster).
Pandemictalks dengan akun @pandemictalks mengunggah meme bertuliskan, sebanyak apapun dirimu dapat booster vaksin Covid-19, tidak akan hentikan pandemi. Program vaksinasi yang adil dan merata yang akan mengendalikan pandemi Covid-19. “Setuju semua?” tanya @pandemictalks.
Berita Terkait : Ekonomi Mungkin 3 Persen
Menurut @stellaalexandra_sc, seharusnya para pejabat memikirkan rakyatnya dengan mempercepat program vaksinasi di daerah masing-masing. Bukan sebaliknya, justru menyelamatkan diri sendiri dengan booster.
“Betul rakyat masih antre vaksin satu, eh ada pejabat malah sudah vaksin booster. Etika hanya buat rakyat kecil saja kah? Inikah nilai Pancasila yang akan diwariskan? Mohon pencerahannya,” kata @Michaelnur77.
Berita Terkait : Lazada Logistics, Produk Rebranding Lazada Teranyar
Akun @leonitaaugustine mengatakan, pandemi Covid-19 sulit terkendali selama masih banyak orang dan pejabat yang egois merebut jatah vaksin untuk booster. Dia memastikan, selama masih banyak orang egois, pandemi akan umur panjang.
“Setuju. Jangan egois ya pak pejabat,” kata @christinabertty. “Iyes, jangan egois. Kalau vaksin merata, kita juga lebih aman,” sambung @april.hamsa. “Kasikan dulu ke masyarakat yang belum terjamah sama sekali,” tambah @pritamilanisti.
Berita Terkait : Elektabilitas Gerindra Melesat
Akun @barakharism mengatakan, banyaknya pejabat yang mengambil vaksin booster menandakan rendahnya pengetahuan seorang kepala daerah terkait pandemi Covid-19. “Dikira kalau dapat booster auto jadi Superman kali ya,” ujarnya.
Akun @riskaandrilla mengingatkan para pejabat tentang tujuan program vaksinasi nasional. Yaitu, membentuk kekebalan komunal. Karena itu, kata dia, lebih baik menyelamatkan nyawa sebanyak-banyaknya daripada menyelamatkan, misal cuma 2 persen penduduk (yang booster).
Selanjutnya
Tags :
Berita Lainnya