Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Hadapi Pandemi, HNW Imbau Perkuat Solidaritas Sosial

Senin, 2 Agustus 2021 15:18 WIB
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW). (Foto: Ist)
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW). (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) mengimbau seluruh elemen masyarakat untuk menguatkan institusi keluarga dan solidaritas sosial di tengah pandemi Covid-19. Terlebih, jumlah warga yang harus isolasi mandiri masih tinggi.

Akibatnya, jumlah korban anak-anak pernah menjadi yang tertinggi di dunia. Juga akhirnya banyak meninggal ketika isolasi mandiri akibat tidak tertangani dengan baik.

"Bahkan anak-anak pun banyak yang turut menjadi korban, baik sebagai korban jiwa langsung maupun korban karena kedua orangtuanya meninggal akibat Covid-19," ungkap HNW prihatin.

Pernyataan ini disampaikan HNW saat  pertemuan dengan LSM Rumah Keluarga Indonesia dalam diskusi Menjadi Guru Di Rumah, Di Era Pandemi Covid-19, Siapa Takut yang bekerja sama dengan DPD PKS Jakarta Pusat, Minggu (1/8).

Baca juga : Terdampak Pandemi, KPK Pastikan Pemberantasan Korupsi Tetap Jalan

Wakil Ketua Majelis Syura PKS ini menjelaskan, berdasarkan data dari Lapor Covid-19, hingga 30 Juli 202, setidaknya ada 2.832 warga yang meninggal saat menjalani isolasi mandiri. Dari jumlah tersebut di 2.500 kasus di antaranya terjadi selama bulan Juli.

Tingginya angka kematian isoman disebabkan oleh sebagian pasien bergejala berat, namun tidak mendapatkan pelayanan kesehatan akibat di Rumah Sakit (RS) overload, kelangkaan obat-obatan, dan oksigen. Serta di sebagian tempat tidak mendapatkan penanganan yang baik dan benar oleh keluarga, maupun kurangnya dukungan positif dari masyarakat sekitar.

Yang lebih mengkhawatirkan, paparan Covid-19 di Indonesia tidak hanya kepada orang dewasa. Namun juga kepada anak-anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan, kasus kematian anak Indonesia akibat Covid-19 pada bulan Juni sempat tertinggi di dunia.

Karenanya, diperlukan peran aktif orang tua untuk memantau kesehatan anaknya. Apabila bergejala Covid-19 maka harus segera testing, dan menghubungi puskesmas atau dokter. Serta membekali setiap keluarga dengan pengetahuan dan alat kesehatan yang memadai untuk atasi Covid-19 yang bisa menimpa anggota keluarga, termasuk anak-anak.

Baca juga : Peternak Terhimpit Pandemi, Ibas Genjot Sejumlah Bantuan

"Orang tua juga penting untuk mengembalikan fitrahnya dengan menjadikan dirinya sebagai guru bagi anak-anaknya yang karena Covid-19 maka diberlakukanlah Pendidikan Jarak Jauh. Orang tua bisa efektif jadi guru dengan mengajarkan keteladanan soal karakter yang baik, saling peduli dan menyayangi. Pemerintah juga perlu meningkatkan kapasitas dan kualitas testing untuk anak-anak, karena menurut IDAI tingginya kematian anak karena Covid-19, merupakan akibat dari rendah dan lambatnya testing," paparnya.

Anggota DPR dari Dapil DKI II meliputi Jakarta Pusat, Selatan dan luar negeri ini mengungkapkan, dirinya telah berulang kali memberikan penyuluhan bagi warga soal hidup sehat dan mengatasi Covid-19. Selain itu, memberikan berbagai paket bantuan sembako, obat-obatan, alat kesehatan, tabung oksigen, bantuan tunai hingga ambulans untuk layanan kesehatan gratis bagi warga terpapar Covid-19.

Namun, kata HNW, itu semua tidak bisa menggantikan peran keluarga apalagi peran pemerintah yang diwajibkan oleh konstitusi dan memiliki kuasa struktural dan anggaran hingga ribuan triliun rupiah. "Karena itu, perlu peran lanjutan keluarga, serta kehadiran pemerintah untuk semakin memaksimalkan kapasitas penanganan Covid-19," ungkap HNW.

Antara lain dengan meningkatkan testing, kapasitas pelayanan kesehatan baik di RS maupun di luar RS Isoman, membayarkan tagihan RS dan insentif tenaga kesehatan, serta memberdayakan seluruh unsur pemerintahan hingga ke satuan terkecil di tingkat RT dan RW.

Baca juga : Masa Pandemi, Angkutan Pelat Hitam Meningkat

Meski begitu HNW optimistis, bila pemerintah melakukan kewajibannya secara maksimal, dan keluarga juga optimal menghadirkan perannya, maka tekad untuk keluar dari pandemi Covid-19 masih terbuka lebar. Berdasarkan laporan Charity Aid Foundation, World Giving Index Indonesia tahun 2021 berada di peringkat pertama di dunia dengan skor 69 persen, naik dari skor 59 persem pada Indeks terakhir yang dikeluarkan tahun 2018. Penelitian CAF juga menemukan bahwa 8 dari 10 orang Indonesia menyumbangkan uang pada tahun ini. Sementara tingkat kerelawanan Indonesia tiga kali lipat lebih besar dari rata-rata dunia.

Menurutnya, hal ini menunjukkan Indonesia memiliki modal sosial besar yang dibutuhkan untuk bersama-sama mengatasi Covid-19 dan keluar dari dampak buruk pandemi. Modal sosial berupa solidaritas ini perlu semakin dikuatkan melalui terlaksananya kewajiban serta tanggung jawab maksimal pemerintah, arahan keagamaan, peran kemasyarakatan, dan kokohnya peran keluarga dan fungsi orang tua sebagai pengayom.

"Sehingga warga tidak cemas meski PPKM terus diperpanjangnya dengan berbagai istilah yang berubah-ubah. Dengan begitu warga terdampak Covid-19 bisa mendapat pertolongan dari pemerintah dan bantuan dari sesama warga, atau teratasi di internal keluarga," pungkasnya. [ONI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.