Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kasus Positif Pernah Melonjak Hingga 30 Kali Dalam Sepekan, Ini Jurus Pemkab Kudus Landaikan Covid

Selasa, 31 Agustus 2021 20:38 WIB
Bupati Kudus Hartopo saat meninjau simulasi pembelajaran tatap muka di SMP Negeri 2 Mejobo. (Foto: Humas Kudus)
Bupati Kudus Hartopo saat meninjau simulasi pembelajaran tatap muka di SMP Negeri 2 Mejobo. (Foto: Humas Kudus)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kendati tren positif mewarnai penanganan pandemi di Tanah Air, kita tidak boleh lengah. Perkembangan kasus Covid-19 yang masih fluktuatif, tetap menuntut kewaspadaan semua pihak.

Kita harus mengoptimalkan strategi dan respon cepat di lapangan, melakukan evaluasi serta belajar dari pengalaman yang ada. 

Soal ini, kita bisa berkaca pada Kudus, yang pernah mengalami lonjakan kasus positif hingga 30 kali dalam sepekan pada pertengahan Juni 2021.

"Sekarang, situasi kasus Covid-19 di Kudus sudah sangat landai, dengan penerapan PPKM Level 2,” ungkap Bupati Kabupaten Kudus, HM Hartopo dalam dialog virtual Forum Merdeka Barat 9 (FMB 9) - KPCPEN bertajuk ‘Dialog Semangat Selasa’ di Media Center KPCPEN Kominfo Jakarta, Selasa (31/8).

Hartopo mengungkap, lonjakan kasus itu dipicu oleh mobilitas masyarakat yang tinggi dalam rangka menjalankan tradisi hari raya. Namun, pemerintah kabupaten bergerak cepat.

Beberapa kunci pengendalian yang dapat dipelajari dari Kudus antara lain adalah penguatan testing, tracing, treatment (3T). Termasuk, penyediaan isolasi terpusat di kabupaten dan desa, agar tidak terjadi klaster keluarga.

Baca juga : Bantu Sektor Pertanian Hulu Hingga Hilir, Pengamat Dukung KUR Pertanian

Kudus juga mengaktifkan sistem kolaborasi jogo tonggo (menjaga tetangga) dengan melibatkan relawan, pokdarwis, karang taruna, dan PKK.

Dalam jogo tonggo, yang sehat membantu yang sakit, yang kaya membantu yang miskin.

"Selain itu, kami juga selalu melakukan update data mulai dari zonasi terkecil, yaitu dari tingkat RT. Dengan demikian, kami bisa saling memantau dan bila ada masalah segera tertangani,” tutur Hartopo.

Upaya lain adalah menggenjot percepatan vaksinasi dengan bersinergi bersama pihak swasta, aparat, dan masyarakat.

Saat ini, cakupan vaksinasi di Kudus untuk dosis 1 sudah mencapai 24 persen. Sedangkan dosis lengkap, kini sudah 20 persen.

Akselerasi vaksinasi Covid-19 masih berlangsung di berbagai daerah. Pemerintah pusat dan daerah terus berupaya mempercepat peningkatan cakupan vaksinasi.

Baca juga : Kasus Baru Terendah Sejak PPKM Darurat, Tapi Yang Dites Cuma 78 Ribuan

Upaya peningkatan cakupan vaksinasi antara lain dilakukan dengan menyediakan fasilitas pelayanan vaksinasi massal, vaksinasi keliling, vaksinasi terapung, hingga vaksinasi dari rumah ke rumah.

Terkait distribusi vaksin ke daerah, Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, pembagian vaksin dilakukan dengan banyak pertimbangan, di antaranya jumlah penduduk, laju penularan, serta varian virus yang beredar.

Pemerintah berkomitmen, ketersediaan vaksin akan terus ditingkatkan. Melalui koordinasi dengan daerah, pembagian sasaran dan prioritas vaksin juga diatur dengan cermat.

Saat terjadi lonjakan kasus, Nadia mengatakan, 100 persen tenaga kesehatan di Kudus telah divaksin. Sehingga, 90 persen nakes dengan kasus positif di Kudus saat itu, tidak memiliki gejala berat dan sekarang sudah beraktivitas kembali.

Untuk memproteksi para nakes, pemerintah juga menyiapkan vaksin booster sebagai perlindungan tambahan.

Nadia juga menjelaskan, pemerintah terus berupaya meningkatkan pengawasan protokol kesehatan (prokes) untuk memastikan keamanan masyarakat dalam aktivitas publik.

Baca juga : Kepala Daerah Kader Golkar Terus Kerja Keras Tangani Covid-19

Salah satunya, melalui aplikasi Peduli Lindungi yang diharapkan dapat berguna untuk mengontrol kapasitas ruang publik, dan memastikan masyarakat menjaga jarak.

Sementara Wakil Direktur Pendidikan dan Penelitian RS UNS Surakarta, dr. Tonang Dwi Ardyanto memaparkan beberapa hal yang menjadi pelajaran dari peristiwa di Kudus.

Bahwa lonjakan kasus Covid-19 bisa terjadi di kota kecil tanpa akses transportasi besar, seperti bandara atau pelabuhan.

"Selain percepatan vaksinasi, penguatan testing dan tracing juga harus selalu dijaga. Kendati jumlah kasus sedang tidak tinggi. Tujuannya, agar perkembangan kasus dapat terdeteksi lebih dini, sehingga bisa cepat tertangani," papar dr. Tonang.

Dia menyebut, kemajuan penanganan Covid-19 di Indonesia wajib disyukuri.

“Sebagai wujud rasa syukur, kita harus dapat belajar dari pengalaman yang lalu, agar tidak terjadi lagi. Disiplin protokol kesehatan, vaksinasi dan menjaga pelaksanaan 3T di lapangan, tetap menjadi kunci penanganan pandemi," pungkasnya. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.