Dark/Light Mode

Ali Kalora Tewas, Mujahidin Indonesia Timur Bisa Cepet Dikelarin

Senin, 20 September 2021 08:59 WIB
Pengamat Terorisme Universitas Indonesia Ridlwan Habib (Foto: Antara)
Pengamat Terorisme Universitas Indonesia Ridlwan Habib (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Keberhasilan Polda Sulawesi Tengah (Sulteng) menembak mati bos teroris Poso Ali Kalora pada 18 September lalu, diapresiasi positif oleh banyak pihak. Termasuk, Pengamat Terorisme Universitas Indonesia Ridlwan Habib.

Tewasnya Ali Kalora, diyakini mampu membuat kelompok teroris itu oleng. Sehingga, mudah ditumpas. 

"Upaya Polri dan TNI menangkap Ali Kalora ini hebat dan sangat baik. Pasca Ali Kalora tewas, saya yakin Mujahidin Indonesia Timur (MIT) bisa segera ditumpas dan selesai," kata Ridlwan dalam keterangan persnya, Senin (20/9).

Saat ini, Polda Sulteng masih akan terus memburu 4 anak buah Ali Kalora, yang masih dalam daftar pencarian orang (DPO).

Baca juga : Satgas Madago Raya Terus Kejar Sisa Teroris Poso

"Empat teroris itu kaleng-kaleng. Lemah dari sisi kemampuan tempur. Jauh di bawah level kemampuan kepolisian. Saya yakin, empat orang ini akan segera tertangkap, atau menyerahkan diri," ujar alumni S2 Kajian Intelijen UI tersebut.

Ridlwan menyebut, setelah Santoso tewas pada tahun 2016, kelompok MIT tidak lagi mendapat bantuan dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD) di luar Sulteng.

Apalagi, setelah ada operasi Madago Raya yang melibatkan ribuan pasukan keamanan.

"MIT ini sudah sangat lemah. Mereka hanya bertahan hidup dari merampok ladang-ladang petani di kaki gunung," ungkap Ridlwan.

Baca juga : Amankan Pasokan Vaksin, Indonesia Siap Kerja Sama Dengan Pihak Mana Pun

Keberhasilan operasi Madago Raya merupakan bukti Polri dan TNI bersinergi dan harmonis dalam memberantas terorisme.

"Ini upaya yang taktis dan bisa menjadi role model penanganan terorisme di Indonesia," beber dia.

Dikepung Sebelum Tewas

Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Rudy Sufahriadi menyampaikan,  Ali Kalora bersama rekannya sempat dikepung aparat dalam operasi penangkapan, sebelum akhirnya tewas dalam baku tembak pada 18 September lalu.

Baca juga : Struktur Tarif Cukai Hasil Tembakau Di Indonesia Kudu Disederhanakan

"Mereka berdua dikepung ketika berada di Desa Astina, Kecamatan Torue," tutur Rudy dalam konferensi pers di Polres Parigi Moutong, Minggu (19/9).

Rudy menambahkan, Ali Ahmad alias Ali Kalora tewas bersama dengan DPO lainnya, yakni Ikrima alias Jaka Ramadhan alias Rama. Mereka hanya berdua di lokasi operasi penangkapan tersebut.

"Kini DPO MIT tersisa 4 orang. Sampai saat ini, masih terus dilakukan pengejaran," jelas Rudy. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.