Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Peternak Ngaku Tak Ada Masalah Soal Kadar Air

Minggu, 3 Oktober 2021 08:56 WIB
Petani tengah memanen jagung. (Foto: Ist)
Petani tengah memanen jagung. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gabungan koperasi peternak di Blitar keberatan disebut menolak menggunakan jagung petani karena persoalan kadar air. Ketua Koperasi Peternak Putera Blitar, Sukarman menegaskan kiriman jagung 350 ton ke Blitar memang ada yang basah, namun proporsinya sangat sedikit.

Hal ini pun dinilai sangat wajar dalam perdagangan jagung. Apalagi mulai musim hujan dan kapasitas pengering yang belum cukup.

"Kami kemarin dapat 30 ton dari PT Seger, sekitar 20 ton dari Bojonegoro dan sekitar 294 ton dari Tuban. Nah dari Tuban ini memang ada 4 ton yang memiliki kadar air di atas 20 persen, tapi oleh para peternak penerima dijemur untuk turunkan kadar airnya. Jadi ini tidak masalah kok bagi saya dan peternak lainnya di Blitar," kata Sukarman di Blitar, Sabtu (2/10).

Hal senada dilontarkan Ketua Koperasi Peternak Kendal, Suwardi. Dia menyebutkan, pengiriman jagung ke Kendal dengan kuota 300 ton sudah diterima dan terdistribusi semua. Ia menegaskan, untuk Kendal tidak ada masalah kondisi jagung dengan kadar air yang diterima, karena sudah sesuai.

Baca juga : Risma Marah-marah, HNW: Tak Selesaikan Masalah Dan Jatuhkan Marwah

"Jagungnya ini diambil langsung oleh koperasi ke Tuban, Grobogan dan petani lokal. Tidak ada masalah soal kadar air. Alhamdulillah sudah habis dan sudah dimanfaatkan semua oleh petani," ujar Suwardi.

Hal senada dikatakan Ketua Koperasi Peternak Lampung, Jenny. Ia menyebutkan, dari 200 ton jagung bantuan pemerintah sudah clear semua sesuai kriteria termasuk juga kadar airnya.

"Sudah beres semua yang kiriman dari gapoktan-gapoktan semua, sudah terdistribusi dipakai, terima kasih atas gerak cepat pemerintah membantu peternak," ujarnya.

Sebelumnya, Ketua Pinsar Petelur Nasional, Yudianto Yosgiarso mengatakan beberapa jagung ada yang basah sehingga petenak takut ambil. Bahkan ia menyebut banyak yang memiliki kadar air 25-29 persen. Sementara standar kadar air jagung layak untuk pakan ayam hanya 15 persen. 

Baca juga : Jumatan Sudah Rapatkan Barisan

Sementara itu, Pengamat Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Prima Gandhi menilai ketidaksesuaian kadar air jagung dalam jumlah yang kecil saat transaksi jual beli hal yang wajar. Yang terpenting adalah kesepakatan di antara penjual dan pembelinya mau dibayar sesuai kadar airnya atau dikembalikan sejumlah yang tidak sesuai, atau diganti dengan yang sesuai.

Para peternak, sambungnya, baik itu peternak Blitar dan daerah lainnya seharusnya memberikan apresiasi perhatian khusus berupa bantuan cepat menyediakan jagung dan dibantu biaya kirim.

"Mari kita saling memperbaiki diri dan menciptakan suasana yang cool, adem, damai, nggak riweuh-riweuh. Perhatian kepada peternak Blitar itu sangat luar biasa. Setiap tahun peternak Blitar selalu mengeluh dan pemerintah pun sangat cepat memberikan respon dan solusi nyata," ujarnya.

Prima Gandhi menambahkan, peternak di daerah lain seperti Sumatera Barat, Bali, Sulawesi Selatan, Kalimatan Selatan, Jawa Barat, Jawa Tengah juga merasa nyaman, aman dan baik-baik saja. Sebab dengan kondisi yang berat dan tidak mudah di saat ini pandemi Covid-19 ini.

Baca juga : Steven Musa: Kalau Nggak Ada Masalah, Anies Jangan Takut Interpelasi

"Jadi peternak Blitar ibarat masalah kayak sinetron berseri, panggung publik, dari dulu hingga itu tuntas, sedangkan di lokasi lain relatif tidak ada polemik," tutu Gandhi.

Lebih lanjut, Prima Gandhi menekankan perhatian publik dan energi publik pun tercurah habis kepada masalah peternak Blitar. Karena itu, jika jagung yang diterima tidak sesuai, mengapa juga baru dibicarakan di akhir. Padahal sudah ada kontrak jual belinya.

"Ini jagung sudah dikirim hingga ke kandang-kandang, jadi tidak baik berkomentar negatif di akhir sampai membuat ricuh di media. Mari jaga kondusifitas," harapnya. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.